PWMU.CO – Bel istirahat berbunyi. Waktu menunjukkan pukul 9.10 WIB. Anak-anak berhamburan keluar kelas. Sebagian besar berjalan ke arah kantin sekolah.
Letak kantin MI Muhammadiyah I Gumeno (Mimsagum) Manyar, Gresik, berada di area belakang madrasah. Fasilitas kantin ini memang sederhana, tetapi suasananya yang teduh dan nyaman membuat siswa-siswi betah berada di tempat ini untuk menghabiskan waktu istirahatnya.
Kantin Mimsagum dikelola oleh Ikatan Wali Murid (Ikwam). Salah satu anggota Ikwam Nining Karyani mengatakan kantin dikelola Ikwam, baik dalam penyediaan makanan, minuman, serta penjaga kantin. “Penjaga kantin dibuat sistem bergilir sepekan sekali dari Ikwam kelas I sampai kelas VI,” ujarnya pada PWMU.CO, Rabu (20/11/19).
Ia menjelaskan, laba kantin menggunakan pola bagi hasil. Sebagian laba untuk kas madrasah dan sebagian lainnya untuk kas Ikwam. Adanya pola bagi hasil laba ini, kata Nining, tentu menjadikan wali murid semakin bersemangat dalam mengelola kantin madrasah.
Ia meyakinkan mutu makanan dan minuman terjaga karena penyedianya Ikwam sehingga lebih berhati-hati dalam menjaga tingkat kebersihan maupun keamanan makanan dari zat pengawet, pewarna, pengenyal, dan zat lain sejenisnya. “Ya kami sebagai orangtua tidak khawatir lagi kalau anak-anak jajan di madrasah,” ujarnya.
Sementara itu Kepala Mimsagum Alfajariyah MPd menjelaskan, melalui kantin ini, pihaknya menanamkan karakter peduli lingkungan pada siswa-siswi dengan cara menghindari penggunaan pembungkus makanan dan minuman dari plastik, juga mengurangi sampah plastik di lingkungan sekitar.
Hal tersebut karena plastik merupakan bahan yang sulit diurai dalam tanah. Alfajariyah menambahkan, penggunaan plastik yang berlebihan tanpa pengolahan yang tepat akan menimbulkan penimbunan plastik dan hal itu menyebabkan terjadinya polusi tanah.
Ia berharap penanaman karakter peduli lingkungan yang dimulai sejak dini ini dapat tertanam dalam diri siswa-siswi serta diaplikasikan di kehidupan sehari-hari. “Insyaallah bisa!” tegasnya. (*)
Kontributor Siti Shofiyah. Editor Mohammad Nurfatoni.