PWMU.CO – Puasa Ramadhan 1437 H di Indonesia berakhir pada 5 Juli 2016. Sehari kemudian, tepatnya 6 Juli 2016, umat Islam merayakan Idul Fitri dengan berbagai “kebolehan” melakukan hal-hal mubah yang dilarang selama Ramadhan. Seperti sarapan pagi, makan siang, dan lain sebagainya. Lantas, bagaimana sebenarnya saat berlebaran agar kita tetap fit dan sehat. Penyakit apa saja yang harus diwaspadai selama berlebaran dan bagaimana cara menghindarinya?
Sudah tidak mengherankan lagi jika saat lebaran orang cenderung memasak berbagai menu makanan yang “serba wah”. Ketupat dengan opor ayam atau gulai ayam, soto, rendang, lodeh, dan berbagai makanan lainnya menjadi menu yang mudah dijumpai di beberapa rumah di kala lebaran. Umumnya serba bersantan dan berlemak. Belum lagi kue khas lebaran, mulai dari yang rasa manis, asin, gurih, nano-nano juga ada. Minumannya juga beraneka rupa, mau soft drink, sirup, es buah, es cream dan juga pudding, semuanya ada.
(Baca: Tujuh Penyakit Ini Bisa Disembuhkan dengan Puasa dan Ternyata Banyak Orang ‘Gila’ di Bulan Ramadhan)
Bisa dibilang selama lebaran biasanya orang cenderung ‘memanjakan perut’-nya dan menyantap makanan apa saja yang tersedia di meja. Apalagi setelah sebulan lamanya menjalankan ibadah puasa, menyantap makanan ‘khas lebaran’ seolah menjadi ajang pelampiasan ‘dendam’.
Tapi harus diingat, jangan sampai kita kebablasan dan berlebihan, bisa-bisa bukan nikmat yang kita dapat, tapi justru penyakit yang malah akan menghampiri. Bagi sebagian orang, terutama yang mempunyai riwayat penyakit tertentu, sajian Lebaran adakalanya merupakan godaan yang lebih hebat dibanding godaan puasa. Saat puasa bisa menahan diri, namun saat menghadapi hidangan Lebaran, imannya jadi lemah.
(Baca: Mitos Mandi Malam Upaya Menjauhkan Muslim dari Tahajud dan Banyak Mitos di Seputar Menstruasi)
Secara umum, penyakit-penyakit atau gangguan tubuh yang perlu diwaspadai terkait Lebaran dengan segala pernak-perniknya adalah sebagai berikut. Pertama, kelelahan. Bagi para pemudik, kelelahan timbul karena perjalanan jauh atau lama. Sedangkan bagi yang di rumah, kelelahan bisa terjadi karena silaturahmi siang malam tanpa henti atau menerima tamu sepanjang hari tanpa istirahat. Kelelahan ini potensial menimbulkan penyakit yang penyebabnya virus (ISPA, Hepatitis, dan lain-lain).
Kedua, diare. Gangguan ini timbul karena masuknya segala macam makanan ke dalam perut. Manis, masam, asin, sedap, dan pedas, berbaur jadi satu dalam jumlah berlebihan di waktu yang bersamaan. Bisa pula akibat kontaminasi makanan atau minuman yang kita konsumsi selama Lebaran.
(Baca: Penjelasan Ilmu Kedokteran tentang 9 Manfaat Puasa untuk Kesehatan dan Bangsa Indonesia Gagal Berpuasa dari Eksploitasi Alam)
Ketiga, batuk pilek. Penyakit ini biasanya disebabkan oleh kondisi tubuh yang menurun, maka lebih mudah tertular mikroorganisme penyebab batuk pilek, kontak dengan banyak orang dan berbagai sebab lainnya.
Keempat, gangguan metabolisme. Ini terjadi karena pola makan yang tidak terkontrol baik dalam hal jenis maupun jumlahnya. Contoh: Hipertensi, Hiperkolesterol, Diabetes Melitus, dan lain-lain.
Kelima, gangguan kepala. Berbagai gangguan kepala, seperti sakit kepala (headache), migraine, vertigo, kaku otot tengkuk, pada umumnya karena kelelahan, kurang tidur dan berbagai sebab lainnya terkait makanan dan minuman nan melimpah. Terakhir, berbagai penyakit yang bersifat individual, misalnya maag (dispepsia), asma, dan lain-lain, bisa pula terjadi sebagai akibat perayaan hiruk pikuknya Lebaran
(Baca: Otak Sehat Bermula dari Perut: Menggali Hikmah Puasa dan Ternyata, Ada 4 Tokoh Muhammadiyah Jatim yang Diabadikan sebagai Nama Rumah Sakit Pemerintah!)
Untuk menghindari penyakit-penyakit diatas, kita harus memperhatikan beberapa hal. Pertama, perhatikan kebersihan makanan. Karena pembantu mudik, biasanya kita mencari makan di luar. Pastikan kebersihan makanan terjaga dan tidak mengandung bahan yang diharamkan.
Kedua, bagi orang yang menderita penyakit kronis (Hipertensi, DM, dll) harus tetap patuh mengonsumsi obat dan mengontrol pola makan. Ketiga, hindari makanan yang mengandung kolesterol dan lemak tinggi, seperti jeroan, seafood, daging-dagingan, dan kue-kue manis.
Keempat, tetap konsumsi buah dan sayur untuk membantu menyerap dan mengimbangi kolesterol. Selain itu, juga untuk melancarkan sistem pencernaan. Kelima, istirahat yang cukup dan jika perlu minum vitamin atau suplemen lain. Semoga selama dan sesudah Lebaran, kita masih diberi nikmat sehat oleh Allah SWT.
Kolom ditulis oleh dr Tjatur Prijambodo, MARS, Pengasuh rubrik Konsultasi Kesehatan Majalah MATAN PW Muhammadiyah Jatim