PWMU.CO – Ketua Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr H Baedhowi MSi menyampaikan, saat ini Indonesia sedang berada pada era transisi reformasi bidang pendidikan.
Pernyataan itu disampaikan saat membuka acara Bimbingan Teknis (Bimtek) Perlindungan Profesi Guru Muhammadiyah dan Diklat Peningkatan Kompetensi Pembelajaran Guru Berorientasi Keterampilan HOTS di hotel Lor Inn Surakarta, Rabu (27/11/19).
Kepada guru-guru Muhammadiyah se-Indonesia, Baedhowi menjelaskan reformasi pendidikan tidak hanya pada aspek pengetahuan dan keterampilan baik siswa ataupun guru, akan tetapi juga menyangkut akhlak. Menurutnya pendidikan Muhammadiyah sebenarnya sudah sangat reformis. Hal ini disebabkan keberadaan Ismuba (Alislam, Kemuhammadiyahan dan Bahasa Arab) sudah mengedepankan pada aspek pengetahuan, keterampilan, dan juga akhlak.
“Apa yang dilakukan Muhammadiyah adalah inspirasi dari pendidikan Indonesia yang berkemajuan tanpa meninggalkan akhlaknya,”jelasnya
Untuk menghadapi tantangan dan tuntutan keterampilan hidup di abad 21 serta merespon adanya pembaharuan yang akan banyak dilakukan oleh pemerintah Indonesia ke depan, Baedhowi mengingatkan kepada 350 guru Muhammadiyah harus bersiap untuk melakukan reformasi pendidikan dengan membekali diri terhadap wawasan informasi dan teknologi.
“Ke depannya dengan hadirnya menteri pendidikan milenial dan siswa yang lahir di abad milenial ini, maka tantangan pendidikan ke depannya tidaklah ringan, maka guru siap berubah dan jangan ketinggalan menguasai TIK informasi dan teknologi,” pesanya.
Guru Besar Managemen SDM FKIP Universitas Negeri Sebelas Maret Solo (UNS) ini menyampaikan nantinya akan semakin banyak peran guru yang diambil alih oleh sistem digitalisasi. Oleh karenanya guru harus terus berkreativitas dan berinovasi dalam menyajikan pembelajaran.
Dia menagatakan, saat ini sudah banyak kelas-kelas maya yang disajikan dari perbagai platform. Pembelajaran kini tidak hanya dalam kelas saja tapi di luar kelas dan penyampaian materi tidak lagi mengandalkan dari guru tapi sudah tergantikan secara digitalisasi.
“Proses belajar telah tergantikan oleh digital. Namun sampai kapan pun peran guru tidak bisa dihilangkan yakni memotivasi dan menginspirasi siswa bekerja keras untuk masa depan. Profesi guru adalah sangat mulia,” jelasnya.
Pada era reformasi pendidikan ini, Baedhowi mengingatkan agar guru Muhamamdiyah untuk membekali keterampilan hidup abad 21 salah satunya komunikasi. “Untuk bisa maju, janganlah malu untuk berkomunikasi dan berkolaborasi,” katanya.
Pada akhir sambutanya, Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Pendidik Kemendikbud tahun 2007-2010 itu mengajak kepada semua guru Muhammadiyah agar turut memajukan sekolah supaya memiliki daya tarik bagi masyarakat khususnya memajukan pembelajaran Al-Islam, Kemuhammadiyahan dan Bahasa Arab (Ismuba).
“Mari tingkatkan mutu pembelajaran Ismuba, agar sekolah Muhammadiyah didorong maju sehingga diminati masyarakat, khususnya tercermin melalui akhlaknya,” ajaknya. (*)
Kontributor Anis Shofatun. Editor Mohammad Nurfatoni.
Discussion about this post