اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً. اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِي جَعَلَ هَذَا الْيَوْمَ عِيْدًا لِعِبَادِهِ الْمُؤْمِنِيْنَ، وَخَتَمَ بِهِ شَهْرَ الصِّيَامِ لِلْمُخْلِصِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّى عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. فَيَاعِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ
Allahu Akbar. Walillahil hamd. Allahu Maha Besar, Allah Maha Agung, hanya bagi-Nya segala puji dan sanjung.
Hadirin kaum muslimin yang berbahagia
Pagi ini adalah pagi yang indah, pagi yang penuh bahagia. Kaum muslimin di seluruh penjuru dunia mengumandangkan takbir dan tahmid, mengagungkan dan memuji kebesaran Ilahi Rabbi. Kita berbahagia karena kita telah menunaikan puasa selama bulan ramadhan. Kita sangat berharap ibadah puasa kita diterima Allah SWT.
(Baca:Khutbah Idul Fitri di UMM: Karakter Muttaqien untuk Indonesia Bermartabat)
Hadirin kaum muslimin yang berbahagia
Hari ini, satu Syawal, masyarakat Indonesia merayakan hari raya. Setiap orang bisa berhari raya, tetapi tidak setiap bisa beridul fitri. Ada orang yang hanya berhari raya tanpa idul fitri. Tetapi ada orang yang berhari raya sekaligus beridul fitri.
Allahu Akbar. Walillahil hamdu.
Hari raya adalah hari besar, hari libur. Setiap orang bisa bergembira dan merayakan hari libur itu. Orang yang berpuasa dengan baik bisa berhari raya. Yang berpuasa setengah baik bisa berhari raya. Yang tidak berpuasa bisa berhari raya. Bahkan yang non muslim juga bisa berhari raya. Para pedagang berhari raya dan bergembira karena dagangan mereka banyak laku.
(Baca: Redaksi Takbiran: Allahu Akbar 2 atau 3 Kali? dan Tuntunan Praktis dalam Ber-Idul Fitri)
Ada yang bergembira dengan datang ke tempat hiburan dan tempat rekreasi. Arus mudik yang mengalir bagaikan air bah adalah bagian dari hari raya. Ada yang mudik dengan niat bersilaturrahmi. Tetapi ada yang ingin membuktikan kepada orang-orang di kampung bahwa dirinya berhaisl menaklukkan kota. Terbukti dengan materi dan kekayaan yang dibawa. Semua itu bagian dari hari raya. Bukan bagian dari idul fitri.
Setiap orang bisa berhari raya. Namun tidak setiap orang bisa beridul fitri.
Allahu Akbar. Walillahil hamdu.
Hari raya dan idul fitri memang dua hal yang berbeda. Idul Fitri ada yang berpendapat berasal dari dua macam kata. Pertama: Idul fitri berasal dari kata Idul Futhur. Id= kembali. Futhur= sarapan atau makan pagi. Jadi idul fitri berasal dari kata idul futur artinya kembali sarapan.
(Baca: Apa yang Perlu Disiapkan dan Dilakukan Jelang-Saat Lebaran? Ini Himbauan Muhammadiyah)
Mengapa dikatakan kembali sarapan? Karena hari-hari kemarin selama sebulan kita tidak sarapan atau makan pagi. Kita sedang berpuasa. Maka pada satu Syawal kita kembali sarapan. Maka disebut idul futhur yang kemudian menjadi idul fitri. Tentu kalimat kembali sarapan itu hanya ditujukan kepada orang yang berpuasa. Yang tidak berpuasa tidak perlu ada kalimat kembali sarapan karena setiap pagi sudah sarapan. Jadi kata idul fitri yang bermakna kembali sarapan hanya untuk orang yang berpuasa saja.
Allahu Akbar walillahil hamdu.
Selanjutnya ada yang berpendapat Idul Fitri berasal dari Idul Fitrah. Id= kembali. Fitrah= bersih. Jadi idul fitri artinya kembali bersih. Dikatakan kembali bersih karena orang yang berpuasa dosa-dosa masa lalunya diampuni Allah. Maka ketika pada satu Syawal, dia menjadi orang yang bersih. Tentu saja ini hanya bisa dicapai oleh orang yang berpuasa dengan penuh kesungguhan.
(Baca: Dalam Fiqih, Muhammadiyah Itu Bukan NU dan 6 Penyakit yang Perlu Diwaspadai Terkait Lebaran)
Orang yang tidak mau berpuasa atau puasa sekedarnya tidak bisa menjadi bersih. Artinya mereka tidak idul fitri. Mereka hanya berhari raya. Rasalullah bersabda:
من صام رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه
“Siapa saja yang berpuasa ramadan dengan iman dan ikhlas, maka diampuni baginya dosa-dosanya di masa lalu” (HR.Bukhari, Muslim)
Mudah-mudahan kita termasuk orang yang berhari raya sekaligus beridul ftiri.
Selanjutnya halaman 2