PWMU.CO – Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Gresik Ir Dodik Priyambada SAkt meyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada Ikatan Wali Murid (Ikwam) SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik saat memberi motivasi dalam Pengukuhan Pengurus Ikwam periode 2019-2022, Rabu (4/12/19).
Dodik Priyambada mengaku bangga dengan ibu-ibu Ikwam yang telah bersedia meluangkan tenaga, waktu, pikiran, dan juga harta bendanya untuk bersama-sama menopang kemajuan pendidikan anak-anak, khususnya yang ada di SDMM. “Teriring dengan sebuah doa mudah-mudahan Allah memberikan balasan yang lebih banyak dan lebih baik,” ujarnya.
Dengan semakin lengkapnya perangkat yang dimiliki oleh SDMM, Dodik berharap ke depan semakin maju, berprestasi, dan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat untuk mendidik putra-putrinya di jenjang sekolah dasar. Menurutnya, hal ini merupakan salah satu proses membangun dakwah pendidikan Muhammadiyah yaitu memperkuat ketahanan sekolah kita dengan membentuk organisasi yang disebut dengan Ikwam.
Dalam motivasinya, Dodik mengingatkan tiga peran atau fungsi Ikwam. Pertama sebagai tempat penyaluran aspirasi segenap wali murid atau masyarakat, khususnya di dalam mencermati dan mengevaluasi mutu pendidikan yang diselenggarakan di SDMM. Hal itu baik berupa program kerjanya maupun kegiatan operasional lainnya. “Jadi jangan lupa untuk selalu rutin bertanya apa yang menjadi ide-ide mereka, kritikan-kritikan. Nanti akan dicari solusi yang terbaik bersama guru dan pimpinan sekolah,” jelasnya.
Dodik menuturkan Ikwam jangan sibuk dengan pengurus saja, melainkan jangan lupa balik kanan tanya ke wali murid, dan melihat ke samping, aspirasi masyarakat seperti apa. SDMM ini, kata Dodik, sudah melakuan komunikasi yang baik dengan wali murid dan masyarakat, tapi Ikwam lebih memperkuat itu. “Jadi tidak perlu ada tulisan di sosial media yang negatif, kalau positif please. Jadi kalau ada berita prestasi anak-anak atau sekolah kita ak ya,” pesannya.
Fungsi Ikwam yang kedua sebagai demokratisasi dunia pendidikan. Dodik mengatakan, salah satu yang membuat pendidikan ini dari, oleh, dan untuk masyarakat itu kehadiran Ikwam. “Oleh karena itu jangan segan-segan untuk mencermati bagaimana sekolah,” pesannya.
Menurutnya, sekolah itu milik masyarakat walaupun Muhammadiyah sebagai pemiliknya, karena masyarakat sebagai stakeholder. “Panjenengan harus memperhatikan, stakeholder itu yang ikut berkepentingan terhadap sekolah ini, yaitu masyarakat,” ujarnya.
Dengan adanya Ikwam, maka terjadi sebuah demokratosasi. Masyarakat boleh berperan mengontrol, memberikan masukan, dan arahan, tapi sifatnya adalah advice, bukan tuntutan yang mengharuskan. “Jadi dari pihak sekolah mohon membuka diri,” ujarnya.
Ketiga, Ikwam itu harus bisa lebih meningkatkan tanggung jawab dan peran orangtua wali murid terhadap penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Jadi bukan hanya tanggung jawab, tapi peran. Artinya ada nilai lebih.
“Jangan sampai kalau istilah nenek moyang kita zaman dulu, nitip sapi wae ditiliki, ditakoke piye kahanane. Menitipkan sapi saja pake dijenguk dan ditanyakan keadaannya. Lah ini menitipkan seorang anak semestinya bukan sekadar dijenguk dan ditanyakan keadaaannya saja tapi harus lebih dari itu,” papar Dodik.
Ia menegaskan itu yang harus jadi tugas Ikwam untuk mengingatkan para orangtua bahwa anak-anak kita itu tidak bisa pasrah bongkokan saja. Dodik berharap melalui Ikwam, tiga pilar pendidikan yaitu rumah, sekolah, dan masyarakat bisa kita perkuat dengan baik, khususnya untuk pendidikan di keluarga.
Dalam motivasinya, Dodik menyampaikan ibu-ibu Ikwam tak perlu khawatir aktif berkegiatan. Sebaik-baik manusia adalah mereka yang mempunyai arti manfaat bagi manusia lainnya. “Itu ajaran agama kita. Bahkan di Alquran apa yang kita lakukan yang baik itu nanti benefit-nya untuk kita sendiri,” ujarnya meyakinkan.
Ia menegaskan, melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk orang lain melalui Ikwam itu bernilai ibadah. “Insyaallah,” ujarnya. (*)
Kontributor Ria Pusvita Sari. Editor Mohammad Nurfatoni.