PWMU.CO – Kerjasama yang baik antara warga perantau di luar negeri dengan desa kelahiran, salah satunya bisa dilihat dari perjalanan Muhammadiyah Payaman, Solokuro, Lamongan. Semangat dan perjuangan para peranatau di luar negeri ternyata membuat “panas” warga dalam negeri untuk berkiprah lebih baik. Ketika sedang mencari kehidupan (ma’isyah) di luar negeri, ternyata mereka masih menyempatkan untuk berdakwah.
“Teman-teman, terutama dari kecamatan Solokuro dan Laren, di tengah kesibukan mencari kehidupan di Malaysia, tetap bersemangat untuk memajukan Persyarikatan Muhammadiyah. Bahkan bisa mendirikan ranting-ranting istimewa Muhammadiyah di Malaysia,” jelas Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Payaman, Habi Sholeh saat memberi sambutan dalam Tabligh Akbar Muhammadiyah Payaman (13/7). Keempat PRIM itu adalah Kampung Baru, Sunway, Klan Lama, dan Kuala Lumpur Central.
(Baca: Haedar Nashir dan Gus Ipul Hadiri Silaturrahmi Warga Desa Payaman, Lamongan)
“Semangat perjuangan teman-teman perantauan itu semoga tetap terjaga,” Habib. Warga perantau dari Payaman sendiri tergabung dalam Himpunan Tenaga Kerja Perantau (HTKP) Payaman di Malaysia. “Kami sebagai pimpinan ranting sebenarnya sudah lama berkeinginan untuk menghadirkan dari PP Muhammadiyah. Tapi karena berbagai kendala, impian itu dikabulkan oleh Allah swt pada hari ini,” jelasnya bersyukur
Dalam kesempatan itu, Habib Sholeh yang akan segera mengakhiri masa kepemimpinannya sebagai Ketua PRM, juga melaporkan kemajuan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) setempat. Diantaranya AUM Pendidikan lengkap mulai PAUD hingga Madrasah Aliyah (MA). Sementara untuk AUM Pendidikan non-formal ada TPA, TPQ, dan Madrasah Diniyyah yang dipusatkan di mushalla al-Jihad.
(Baca: Haedar Resmikan 4 Gedung Muhammadiyah Laren)
Sementara AUM Ibadah, PRM Payaman punya sebuah masjid yang dinamakan al-Jihad yang kini pembangunannya masih berlangsung. Sementara untuk mushalla ada 3 buah, yaitu al-Jihad, Sabilillah, dan at-Tur al-Iman. Selain itu, PRM juga punya satu mesin selep jagung sebagai salah satu upaya untuk mengembangkan ekonomi. “Seluruh kekurangan yang kami sandang, kami mohon maaf sebesar-besarnya,” kata Habib Shaleh di hadapan 5.000-an jamaah yang hadir. (iqbal paradis)