PWMU.CO – Salah satu keberhasilan program kerja institusi apapun adalah keberhasilan paraa pemangku kebijakan dalam mensosialisasikannya di kalangan akar rumput. Senyampang hadir di tengah-tengah 5.000-an warga, Bupati Lamongan Fadeli MM, menggunakan kesempatan itu untuk mensosialisasikan program kerjanya. Demi kebaikan generasi mendatang dari efek samping kemajuan teknologi, Fadeli menyatakan bahwa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lamongan ingin menggalakkan “Gerakan 1821”.
“Kami baru saja mengeluarkan SK Bupati tentang gerakan 1821,” terang Fadeli. “Lantas apa yang dimaksud dengan Gerakan 1821?” tambahnya seakan ingin menegaskan bahwa program ini sangat penting sehingga dia harus mengulang berkali-kali istilah “Gerakan 1821”. Hal itu disampaikan oleh Fadeli saat memberi sambutan dalam Tabligh Akbar yang diadakan keluarga besar Muhammadiyah Payaman, di halaman Perguruan Muhammadiyah Payaman, Kecamatan Solokuro, Lamongan (13/7).
(Baca: Haedar Nashir dan Gus Ipul Hadiri Silaturrahmi Warga Desa Payaman, Lamongan dan Ketika TKI Jadi Motivator Gerak Dakwah di Dalam Negeri)
Fadeli yang datang bersama dengan Wakil Bupati Kartika Hidayati ini lantas menguraikan maksud Gerakan 1821. Angka 18 menunjukkan pada pukul 18.00 atau 6 sore, sementara angka 21 di belakangnya menunjuk pukul 21.00 atau 9 malam. “Inti dari Gerakan 1821 adalah mewujudkan kehidupan berkeluarga yang bebas HP dan televisi mulai pukul 18.00 sampai 21.00, atau selama 3 jam,” jelas Fadeli.
Gerakan ini perlu digalakkan dan di-SK-kan oleh Bupati, tambah Fadeli, karena penggunaan HP dan televisi di kalangan anak-anak sudah demikian mengkhawatirkan. Keduanya seakan-akan sudah sangat sulit dilepas dari dunia anak, hingga ada yang “keranjingan” menggunakan HP selama berjam-jam. “Mohon kepada bapak-bapak dan ibu-ibu, mulai sekarang mematikan HP dan televisi sejak pukul 18.00 wib sampai 21.00 wib. Mungkin awalnya akan terasa sulit untuk melakukannya selama 3 jam,” jelasnya.
(Baca: Seperti Membangun Kantor RT tapi Mengundang Presiden dan Ini Pesan Pak AR: Cara Menasehati Istri dan Anak)
Kemudian kegiatan apa yang dilakukan untuk mengisi waktu 3 jam ini? “Ajarkan dan dampingi anak-anak untuk belajar mengaji dan juga belajar. Baik belajar pelajaran sekolah maupun pelajaran lainnya,” himbau Bupati. Jikapun sangat terpaksa harus menggunakan HP karena ada kepentingan yang tidak bisa ditunda, tambah Fadeli, jangan sampai menggunakannya secara demonstratif. “Sebab, orangtua merupakan figur utama yang banyak dicontoh oleh anak-anak.”
Gerakan 1821 Pemkab Lamongan ini mendapat apresiasi dari Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini MM MSi karena selaras dengan program kerja nasional Aisyiyah. “Kami juga sudah mengeluarkan SK bernomor 1 tahun 2016, yang intinya memperhatikan pendidikan anak-anak. Menggunakan waktu-waktu penting untuk memperhatikan anak-anak,” jelasnya tentang program yang dicanangkan secara nasional itu.
(Baca: Ibu Harus Jadi Tempat Curhat dan Sahabat Bagi Anak dan Tugas Mendidik Anak pada Ayah, Bukan Ibu apalagi Sekolah)
“Program kerja ini kami namakan dengan ‘Gerakan Aisyiyah Cinta Anak’. Sebuah program yang berangkat dari lekhawatiran bahwa sebenarnya orang dewasa begitu mencintai anaknya, tapi cara yang dilakukannya justru keliru,” lanjut Noordjannah. Istri dari Ketua Umum PP Muhammadiyah ini lantas mencontohkan bagaimana anak-anak yang belum waktunya, meski dilandasi cinta anak, kemudian diberi HP dengan segala programnya tanpa ada pengawasan. Akibatnya, ada anak-anak yang tidak lepas dari HP dengan segala programnya.
Karena itu, tambah Nordjannah, mulai sekarang marilah menggunakan alat-alat tersebut untuk kemanfaatan dan menghindarkan dari hal-hal yang buruk. “Ketika menyalakan TV, mari kita melihatnya dengan sehat. Ketika menggunakan HP, mari kita gunakan cara yang sehat dalam memakainya,” jelasnya sambil menyatakan agar cara sehat ini juga ditularkan kepada anak-anak.
(Baca: 5 Cara Emas Mendidik Anak Menurut Imam Al-Ghozali dan Cara Nyai Ahmad Dahlan Mendidik Anak)
Dalam kesempatan ini, Noordjannah berulangkali juga menyebut “ibu-ibu dan bapak-bapak” berulangkali secara bersamaan. “Jadi tugas mendidik anak untuk memanfaatkan teknologi secara sehat untuk anak ini bukan hanya tugas ibu-ibu. Tapi juga tugas bersama-sama antara ibu-ibu dari bapak-bapak sebagai orangtua,” jelasnya tentang alasan penyebutan dobel itu.
Ayo, mulai dicoba gerakan 1821 dari rumah kita untuk generasi mendatang. Sayangi anak kita, tapi jangan sampai keliru cara menyayanginya! Jangan sampai anak-anak kita justru menjadi budak dari kemajuan teknologi itu! (lazuardy arkoun)