PWMU.CO-Dalam acara Silaturahim Sang Juara Muhammadiyah Jawa Timur bersama Gubernur, Ketua PWM Jatim Dr Saad Ibrahim menyampaikan kisah inspiratif. Cerita tentang seorang pelari yang terjatuh di tengah lomba.
Dia menceritakan, di Olimpiade Rio de Jeneiro 2016 dalam lomba lari 5000 meter, pelari Selandia Baru Nikki Hamblin jatuh terpeleset di putaran 3.200 meter.
Pelari AS Abbey D’Agostino yang di belakangnya jadi tersandung ikut jatuh. Abbey bangun tapi melihat Nikki masih tergeletak, dia mengangkatnya untuk bangkit melanjutkan lari.
Tapi tak lama kemudian Abbey yang jatuh karena kakinya terkilir. Ganti Nikki membangunkan Abbey. Sementara pelari lainnya berebut menuju finish.
“Jelas saja. Tak mungkin bisa jadi juara. Karena lawan-lawannya sudah mencapai garis finish,” kata Saad Ibrahim ketika memberi sambutan dalam acara yang digelar Majelis Dikdasmen di Gedung Grahadi Surabaya, Rabu (18/12/2019).
Meski demikian, lanjut Saad, sang atlet tidak berhenti. Keduanya bangun dan tetap berlari untuk mencapai garis finish. Walaupun dengan tertatih.
“Padahal dia tahu, tidak mungkin bisa juara. Tapi dia masih berjuang menuju finish. Ini mental yang luar biasa,” tandasnya.
Sontak saja, sambung dia, aksi sang atlet yang berlari dengan tertatih ini mendapat perhatian dari penonton yang memenuhi stadion. Mereka bahkan berdiri memberikan standing applaus sebagai bentuk apresiasi.
“Dia memang tidak juara. Tapi dia yang mendapat banyak apresiasi penonton, karena perjuangannya,” tuturnya.
Menurut Saad, dari kisah tersebut bisa diambil pelajaran, proses merupakan faktor yang paling penting untuk mencapai keberhasilan. Setiap perjuangan yang dilakukan pasti akan mendapat ganjaran.
“Menjadi juara memang penting. Tapi yang paling penting adalah sejauh mana perjuangan kita mencapai juara. Itulah mental juara yang sesungguhnya,” ujar dia di hadapan para siswa yang hadir.
“Seandainya tidak juara pun, jika kita berjuang dengan sungguh-sungguh, maka orang-orang dan terlebih Tuhan akan menghargai kerja kita,” imbuhnya.
Dia pun berpesan agar mental juara harus disebarkan. Ditularkan layaknya virus. “Jangan hanya mau juara sendiri. Tapi yang lain juga harus diajak menjadi juara. Itulah konsep dari fastabiqul khoirot,” pesannya. (*)
Penulis Miftahul Ilmi Editor Sugeng Purwanto