PWMU.CO – Tidak ada rotan, akar pun jadi. Peribahasa ini pas menggambarkan kegigihan salah satu perawat Klinik Muhammadiyah Modo, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Ternyata, keterbatasan akan memunculkan beragam kreatinitas baru.
Eko Febrianto (28 tahun), menceritakan pengalaman saat menangani pasien balita, sehingga menginpirasinya menemukan sebuah alat yang sangat bermanfaat bagi pasien.
Kisah Penemuan Senter
Semua itu berawal dari kesulitan yang ia hadapi saat memasang infus pada balita dengan kondisi diare disertai muntah. “Kondisi balita seperti ini membuat pembuluh darahnya mudah rapuh karena dehidrasi. Hal ini akan menyulitkan menemukan titik pembuluh darah yang pas, apalagi kalau balitanya gemuk, pembluh tidak terlihat kasat mata,” ungkapnya pada PWMU.CO, Selasa (31/12/19)
Pria yang sudah 6 tahun bekerja di klinik itu akhirnya memutar otak untuk menciptakan senter pendeteksi pembuluh darah balita. Malam itu dia habiskan waktu untuk berfikir keras. “Usaha dan kesungguhan akan membuahkan hasil,” begitu prinsip hidup lulusan S1 Keperawatan STIK Insan Cendekia Medika Jombang tahun 2015 ini.
Dengan bermodalkan uang Rp 75 ribu ia berangkat ke toko komponen elektronik untuk membeli lampu LED, dan baterai senter polisi. Setelah itu ia rangkai dengan komponen power Bank yang rusak, baterai senter polisi, Lampu LED, box booster antena TV, ia gabungkan menjadi rangakaian senter pembuluh darah Vena.
Sederhana tapi Amazing!
Rasa syukur dan gembira tergambar dalam goresan wajahnya. Hasil rakitannya benar-benar telah menjadi Senter Pendeteksi Pembuluh Darah Vena.
Dengan daya baterai dan bisa di-charger menggunakan charger handphone. Senter tersebut ia coba pertama kali Maret 2018 dan terus mengalami penyempurnaan hingga kini.
Menurut Eko, sebenarnya alat sejenis sudah tersedia di toko-toko peralatan medis. Namanya Vena Finder, produk impor. Namun klinik belum mampu membeli karena harganya jutaan rupiah.
“Pemakaian alat ini sangat sederhana dan simpel, tinggal tempel ke telapak tangan pasien, maka pembuluh darah vena akan terlihat dengan jelas. Setelah itu baru dilakukan pemasangan infus,” terangnya.
Alat ini, menurut pria asal Dusun Ngelo Desa Jatipayak, Kecamatan Modo, Lamongan, ini adalah untuk memastikan bahwa jarum infus yang ditusukan tepat sasaran atau tidak pada pembuluh darah vena balita. (*)
Kontributor Mohamad Su’ud. Editor Mohammad Nurfatoni.