PWMU.CO-Kemampuan guru dalam bidang ICT (Information and Communication Technologies) yang rendah menjadi faktor rendahnya guru memanfaatkan teknologi informasi sebagai sarana belajar mengajar di kelas.
Salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan guru dalam bidang ICT dengan memberikan pelatihan melalui program kemitraan masyarakat.
Demikian disampaikan Dr Suparman MSi DEA, dosen Magister Pendidikan Matematika (MPMAT) Program Pascasarjana (PPs) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta di Kampus 2 Sidikan, Yogyakarta, Rabu (1/1/2020).
Dia mengadakan penelitian untuk mengukur kemampuan guru dalam bidang ICT antara sebelum dan sesudah pelatihan terhadap 47 guru Matematika SMP Muhammadiyah di Kabupaten Sleman.
Sampel berjumlah 25 guru diambil dengan menggunakan teknik purpose sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan metode non-tes dan instrumen pengumpulan data menggunakan angket.
Analisis data menggunakan uji jumlah Rang Tanda Wilcoxon. “Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan kemampuan guru dalam ICT antara sebelum dan sesudah pelatihan,” terang Suparman.
Hasil uji jumlah Rang Wilcoxon, kata dia, satu pihak menunjukkan kemampuan guru dalam bidang ICT setelah diberikan pelatihan lebih baik dibandingkan sebelum diberikan pelatihan. ”Dapat disimpulkan program kemitraan masyarakat secara efektif dapat meningkatkan kemampuan guru dalam memanfaatkan ICT pada pembelajaran matematika,” katanya.
Dia menuturkan, guru harus menguasai kompetensi pedagogik yang meliputi kemampuan menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang relevan dengan karakteristik siswa dan mata pelajaran yang diampu.
Bila hal itu bisa terlaksana, menurut dia, mempunyai banyak manfaat, di antaranya meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses belajar mengajar, meningkatkan kualitas proses belajar mengajar, membuat suasana belajar-mengajar lebih terasa menyenangkan bagi siswa.
Namun, kenyataannya sekarang ini masih banyak dijumpai guru yang belum mengoptimalkan ICT sebagai sarana untuk mendukung prosesnya belajar-mengajar di kelas.
Menurut Suparman, komputer yang tersedia di sekolah cenderung digunakan hanya untuk keperluan administrasi saja. “Liquid crystal display baru digunakan untuk keperluan presentasi, rapat, pelatihan dan seminar,” ungkapnya. (*)
Penulis Affan Safani Adham Editor Sugeng Purwanto
Discussion about this post