PWMU.CO – Sebelum jenazah Prof Dr Yunahar Ilyas Lc MAg dibawa ke Masjid Gedhe Kauman dan dikebumikan di Kompleks Pemakaman Islam Karangkajen, Prof Dr H Syafii Maarif turut hadir dan menyalatkan di Kantor PP Muhammadiyah Jalan Cik Di Tiro No 23 Terban, Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Jumat (2/1/20).
Dalam pantauan PWMU.CO, Buya Syafii tiba pukul 09.30 WIB kemudian bergabung di antara para jamaah untuk menyalatkan jenazah Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Yunahar Ilyas bersama para pelayat lain.
Kepada PWMU.CO, Buya Syafii menyampaikan kesannya pada almarhum Yunahar Ilyas. “Dia seorang alim yang tidak pernah mau istirahat. Dalam keadaan sakit dia juga masih ke mana-mana,” tuturnya.
Menurut dia, selain di PP Muhammadiyah, Prof Yunahar juga memiliki kiprah yang baik di Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat. “Dia kan juga Plt (pelaksana tugas Ketua Umum) MUI. Dia seorang kiai, pengajar tafsir, dan banyak buku yang telah ditulisnya,” tuturnya.
Kehilangan Dua Tokoh
Buya Syafii mengatakan, Muhammadiyah sangat kehilangan dua tokoh terbaik dengan waktu yang sangat singkat.
“Sebulan yang lalu ada Prof Bahtiar Effendy yang juga masih muda usianya 61 tahun kalau Pak Yunahar ini 63 tahun,” ujar Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah 1998-2005 itu.
“Ya inilah namanya takdir ya. Kita tidak bisa berbuat apa apa. Pada waktu di PKU dia masih sadar. Waktu di Sarjito kemudian paru-parunya yang terserang. Ya kita doakan. Karena kita juga nanti akan menyusul,” pesannya.
Bagi Buya Syafii, Prof Yunahar merupakan sosok yang selalu mengusung Islam moderat. “Dia banyak menulis buku. Selain itu dia selalu mengusung Islam yang tengahan, Islam wasathiyah. Ini penting untuk Indonesia ke depan agar tidak ekstrem kanan, tidak ekstrem kiri. Islam yang berada di tengah dan menjadi wasit,” katanya. (*)
Kontributor Nely Izzatul. Editor Mohammad Nurfatoni.