• Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
Sabtu, Februari 27, 2021
  • Login
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result
Home Headline

Tanggapan Haedar Nashir terhadap “Menguak Rahasia Muhammadiyah Selalu Nampak Beda dengan NU”

Selasa 19 Juli 2016 | 15:15
in Headline
61
SHARES
191
VIEWS
Haedar Nashir (paling kiri) saat menjelaskan polemik Kitab Fikih Muhammadiyah. (foto Aan)
Haedar Nashir (paling kiri) saat menjelaskan polemik Kitab Fiqih Muhammadiyah. (foto Aan)

PWMU.CO – Ulasan Majalah Tempo mengenai perbedaan ibadah Muhammadiyah dan NU yang merupakan respon dari tulisan tentang Menguak Rahasia Muhammadiyah Selalu Nampak Beda dengan NU yang bertebaran di dunia maya, akhir-akhir ini telah menjadi perbincangan hangat. Dalam berita tersebut, salah satu sumber Tempo adalah berupa kitab fikih “yang katanya” produk Muhammadiyah pada tahun 1923. Dengan memakai sumber tersebut, Tempo menggambarkan adanya sisi tradisional dan Syafi’iyah pada Muhammadiyah di masa silam.

Terkait hal tersebut, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah DR Haedar Nashir mengatakan, memang ada upaya untuk mengkonstruksi masyarakat bahwa Muhammadiyah dahulu adalah Islam tradisional dan Syafi’iyah yang kini jati dirinya telah terkikis. Upaya itu lantas dimanfaatkan secara kurang bijak oleh beberapa pihak untuk memojokkan warga Muhammadiyah terkini sebagai “pembelot” terhadap pendirinya, KH Ahmad Dahlan.

(Baca: Dirobohkannya Masjid Kami, Sebuah Kisah Nyata Intoleransi Mayoritas pada Minoritas dan Kisah Terusirnya Mubaligh Muhammadiyah oleh Warga Mayoritas)

“Para penulis yang merepro dengan berbagai komentarnya itu, ingin melegitimasi bahwa seakan-akan Muhammadiyah itu asalnya Syafi’iyah dan tradisional. Jadi, Muhammadiyah sekarang dianggap sudah berubah. Tidak asli lagi,” kata Haedar Nashir dalam acara Halal bi Halal Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur di Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Minggu (17/7).

Baca Juga:  Begini Jawaban Haedar Nashir ketika Ditanya Capres Representasi Islam 2019

Haedar menjelaskan, bahwa pada dua dekade awal berdirinya Muhammadiyah, ada beberapa warga Muhammadiyah yang secara perorangan menerbitkan berbagai buku. Sangat mungkin ada di antara mereka yang menulis tentang masalah fiqih. Termasuk mungkin buku yang konon kabarnya “Muhammadiyah Itu NU” tersebut.

“Tetapi dulu itu, kan belum ada Majelis Tarjih karena Tarjih baru berdiri pada tahun 1927 oleh KH Mas Mansyur. Nah, buku itu berisi tulisan-tulisan perorangan. Jadi bukan hasil dari organisasi,” urai Haedar. Artinya, dalam masalah fiqih maupun tatacara ibadah warga Muhammadiyah sebelum berdirinya Majelis Tarjih itu memang cukup beragam. Karena keberagaman ini, yang terkadang menjadi perdebatan di kalangan warga Muhammadiyah sendiri, maka didirikanlah Majelis Tarjih agar perdebatan itu tidak mengganggu amal usaha Muhammadiyah.

Baca Juga:  Takmir Masjid Al Hijroh Patuhi Maklumat

(Baca: Kisah Terusirnya Tokoh Muhammadiyah Yungyang dari Mushala, tapi Akhirnya Dapat ‘Hadiah’ Masjid dan Jangan Jadi Umat Islam Sontoloyo)

Berdasarkan hasil penelusurannya, Haedar menduga kitab yang sekarang menjadi perdebatan itu dihimpun oleh pendiri dan atau Ketua Majelis Pustaka waktu itu, yakni Wasul Siraj. Pendiri Majelis Pustaka ini masih memiliki hubungan kerabat dengan KH Ahmad Dahlan.

“Dalam sumber yang dikutip Tempo, salah satu isinya menyebutkan bahwa Kyai Dahlan shalat tarawih sebanyak 23 rakaat. Ya, kita belum tahu seberapa kuat sumber itu. Karena menurut Ir Munichi, salah satu cicit KH Aamad Dahlan, dia tidak menemukan tulisan Wasul Siraj tentang tarawih Kyai Dahlan 23 rakaat. Jadi, saya rasa isi kitab itu harus kita lacak lagi,” tegas Haedar tentang keaslian buku fiqih yang ternyata hingga kini masih “misterius”. Apalagi pihak-pihak yang mengunggah buku itu, bahkan menjadikannya sebagai buku, ketika diminta untuk dihadirkan atau diperlihatkan keaslian buku itu, belum pernah disanggupi.

Baca Juga:  Problematika Pancasila Itu seperti Tiga Bentuk Pernikahan Ini

(Baca: 3 Fase Keagamaan Bung Karno: dari Muslim KTP Jadi Muslim yang Yakin dan Begini Cerita Bung Karno Masuk Muhammadiyah)

Meski demikian, tambah Haedar, seandainya kitab itu memang asli, hal tersebut pun bisa dimaklumi jika para pembaca juga jujur dalam melihat perjalanan Muhammadiyah. Karena kyai-kyai Muhammadiyah pada waktu itu rujukannya belum sampai pada tarjih. Misalnya terkait salat tarawih. Karena rujukannya belum terorganisir, jumlah rakaat salat tarawih yang dipraktikkan oleh warga Muhammadiyah di berbagai daerah juga tidak sama. Selain itu, mungkin sudah jadi kebiasaan lama, bahwa shalat tarawih jumlahnya sebanyak 23 rakaat. Selanjutnya halaman 2

Page 1 of 2
12Next
Tags: Fiqih MuhammadiyahHaedar NashirPP Muhammadiyah
Share24Tweet15SendShare

Related Posts

Keteladanan Guru Jadikan Sekolah Muhammadiyah Unggul Islami
Kabar

Keteladanan Guru Jadikan Sekolah Muhammadiyah Unggul Islami

Senin 22 Februari 2021 | 15:09
210
Penjara menciptakan karya besar bagi dua orang ini
Kabar

Kisah Masa Kecil Buya Hamka dan Petuahnya pada Keluarga

Senin 22 Februari 2021 | 14:16
32.9k
Kapolri Jenderal Listyo Sigit
Headline

Kapolri Kunjungi Muhammadiyah, Ini Pesan Haedar Nashir

Jumat 19 Februari 2021 | 21:08
406
Tiga Universitas Muhamamdiyah
Headline

Tiga Universitas Muhammadiyah Masuk 10 Top Dunia

Kamis 18 Februari 2021 | 11:26
4.4k
Muhammadiyah: Awal Ramadhan 13 April 2021
Headline

Muhammadiyah: Awal Ramadhan 13 April 2021

Rabu 10 Februari 2021 | 14:05
477
Problematikan Pancasila
Headline

Haedar: Buzzer Tak Bertanggung Jawab Musuh Pers

Selasa 9 Februari 2021 | 11:52
12.7k

Discussion about this post

Berita Terbaru

Slogan Sekolah Terinspirasi Judul PWMU.CO

Sabtu 27 Februari 2021 | 06:11
Goyang Maumere

Goyang Maumere Senggol Jokowi

Sabtu 27 Februari 2021 | 05:40
Hajriyanto: Nadjamuddin Ramli  Ibarat Kunci Inggris

Hajriyanto: Nadjamuddin Ramli Ibarat Kunci Inggris

Jumat 26 Februari 2021 | 19:30
Hakikat amanah adalah ujian. Demikian yang disampaikan Kepala MAM 9 Lamongan Anton Wahyudi SPd dalam pengukuhan, Ahad (7/2/21).

Hakikat Amanah adalah Ujian, Pelantikan Kepala MAM 9 Lamongan

Jumat 26 Februari 2021 | 18:31
Belajar Bahasa di SD Muri makin Hidup

Belajar Bahasa di SD Muri makin Hidup

Jumat 26 Februari 2021 | 15:23
Pengajian Orbit Kenang Nadjamuddin Ramli

Pengajian Orbit Kenang Nadjamuddin Ramli

Jumat 26 Februari 2021 | 14:32
Setelah HW Ditinggal Ketua Umum Muchdi PR

Setelah HW Ditinggal Ketua Umum Muchdi PR

Jumat 26 Februari 2021 | 13:27
Berbisnis, Siswi Ini Ingin Bantu Ortu di Masa Pandemi

Berbisnis, Siswi Ini Ingin Bantu Ortu di Masa Pandemi

Jumat 26 Februari 2021 | 11:19
Pengajian menarik cara MTA

Pengajian Menarik Cara MTA

Jumat 26 Februari 2021 | 10:29
Muhammadiyah HST Bangun Rumah untuk Non-Muslim

Muhammadiyah HST Bangun Rumah untuk Non-Muslim

Jumat 26 Februari 2021 | 09:40

Milad PWMU.CO

Milad PWMU.CO

Slogan Sekolah Terinspirasi Judul PWMU.CO

Sabtu 27 Februari 2021 | 06:11
68

Gedung SMP Muhammadiyah 17 Keduyung Laren Lamongan yang berada di tepi jurang Bengawan Solo. Slogan Sekolah di Terinspirasi Judul PWMU.CO....

Read more
Maklumat dan Putusnya Urat Takut Umat ditulis Bekti Sawiji, Mahasiswa S3 Universitas Negeri Islam (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

Kaget Gaya Komunikasi Admin PWMU.CO

Jumat 26 Februari 2021 | 06:07
125
Anak Wafat sebelum ‘Di-TKI-kan’ PWMU.CO ke Malaysia dan Thailand

Anak Wafat sebelum ‘Di-TKI-kan’ PWMU.CO ke Malaysia dan Thailand

Kamis 25 Februari 2021 | 13:07
242
Wawancara dengan Buya Syafii Ma'arif adalah salah satu kenangan tak terlupakan kontributor Malang Uzlifah. Ada juga kenangan bersama Haedar Nashir, Emha Ainun Nadjib.

Wawancara dengan Buya yang Tak Terlupakan

Minggu 22 Maret 2020 | 06:32
966
Sakit pun masih menulis berita. Itulah pengalaman kontributor Gresik Estu Rahayu. Kegiatannya sebagai guru dan aktivis Aisyiyah memang ketat. Tapi bisa menyiasatinya.

Sakit pun Masih Menulis Berita

Kamis 19 Maret 2020 | 11:33
467

Berita Terpopuler

  • Pengajian Orbit Kenang Nadjamuddin Ramli

    Pengajian Orbit Kenang Nadjamuddin Ramli

    9190 shares
    Share 3676 Tweet 2298
  • Tolak Zuhairi Misrawi Jadi Dubes Saudi

    2332 shares
    Share 933 Tweet 583
  • Setelah HW Ditinggal Ketua Umum Muchdi PR

    831 shares
    Share 332 Tweet 208
  • Jamu Tolak Virus Corona ala Berlian School

    1647 shares
    Share 659 Tweet 412
  • Beruntung, Orang yang Terzalimi

    488 shares
    Share 195 Tweet 122
  • Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    247200 shares
    Share 98880 Tweet 61800
  • Ucapan Buzzer Menyakitkan Rakyat Aceh

    383 shares
    Share 153 Tweet 96
  • Pendiri Zoom Kaya Raya saat Pandemi

    332 shares
    Share 133 Tweet 83
  • Zainuddin Maliki: Dua Kekuatan Ini Bahayakan Indonesia

    715 shares
    Share 286 Tweet 179
  • Bisnis Kuliner Tan Mei Hwa, Setahun Buka Empat Warung

    3881 shares
    Share 1552 Tweet 970
Pwmu.co | Portal Berkemajuan

pwmu.co adalah portal berita dakwah berkemajuan di bawah naungan PT. Surya Kreatindo Mediatama

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Info Iklan

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In