Lima Prinsip Mendidik Anak
Ada lima hal yang disampaikan Miftahul Jinan berkaitan dengan pendidikan anak. Pertama, ikhlas. Menurut dia, dalam hal ini ada dua ikhlas yang harus dipraktikkan.
“Iklhas yang pertama kepada Allah sedangkan ikhlas yang kedua kepada anak. Jangan suka mengungkit-ungkit kepada anak. Kadang-kadang orangtua ini mengungkit-ungkit dengan harapan anak-anak ini mengerti pengorbanan orangtua. Padahal semakin diungkit-ungkit anak justru tidak mengerti dan kurang menghargai. Sudahlah kalau kita berkorban ya berkorban saja,” urainya.
Dia mengatakan, kalau pengorbanan itu ingin dilihat anak, bisa lewat perlakuan. “Jangan lewat omongan. Atau kalau pengen dilihat ya lewat omongan orang lain: tetangga kita, saudara kita, atau lewat pasangan kita,” jelas dia.
Kedua, membangun pengasuhan di rumah berbasis uswah (suri teladan). “Bukan basisnya cerewatan atau ceramah. Anak-anak yang dididik dengan basis uswah, ndak banyak omong, ndak banyak cerewet, maka mesti anak-anak justru mengerti kepada kita,” papar dia.
Tetapi kalau orangtua ingin mengajarkan kepada anaknya, maka cukup bicara pendek. ‘Mas, tudung makannya’; ‘Mas lupa ya menutup tudung makannya.’
“Ndak perlu marah-marah dan ngomong yang banyak. Dan anak-anak yang dicereweti itu hati nuraninya semakin tertutup. Maka supaya anak menghargai pengorbanan kita maka basis didikannya adalah uswah. Bahkan dalam penelitian anak laki-laki yang diasuh oleh ibu yang gak banyak omong leadership-nya tumbuh dengan baik,” jelas Miftahul Jinan.
Terbuka Masalah Keluarga
Ketiga, lebih terbuka. “Kita perlu memilih masalah orangtua yang akan di-share-kan untuk anak supaya mereka tahu,” pesan dia sambil memberi contoh masalah yang boleh dikatahui anak.
“Saya pernah share masalah ekonomi keluarga yang seret kepada anak,” ungkapnya. Menurutnya, biasanya orangtua takut bercerita masalah keluarga kepada anaknya, mislanya yang ada di pesantren, karena takut mengganggu.
“Boleh anak terganggu, tetapi saya juga harus dapat mengukur informasi yang saya sampaikan. Kira-kira permasalahan ini membuat anak tidak terganggu sambil saya juga didik anak, supaya anak kalau minta uang tidak sak karepe dewe (sesuka hati),” ungkap dia. Resep itu menurut Miftahul Jinan efektif. “Sekarang kalau anak minta uang tambahan, dia selalu tanya, “Bi ada uang lebih?”
Mungkin cara itu, sambungnya, akan sedikit membuat stres anak. “Iya gak apa-apa. Seperti anak yang disepih dari persusuannya. Ibu yang baik adalah berani untuk melakukan itu dan tidak memanjakannya dengan melanjutkan persusuannya menggunakan dot,” ujarnya. Baca sambungan di hal 3