PWMU.CO-Tim bulutangkis ganda dan tunggal guru SD Muhammadiyah 3 Ikrom Wage meraih juara 1 dan 2 di ajang Sport Olympiad Guru/ Karyawan SD/ MI Muhammadiyah se Sidoarjo, Jumat (10/1/ 2020).
SD Muhammadiyah yang berada di Jalan Taruna VIII C Kav. 282-288 Wage dan memiliki tagline Islami dan Berprestasi ini mengirim 3 atlet bulutangkis untuk kategori ganda dan tunggal.
Pertandingan bulutangkis bertempat di lapangan Sumorame, Candi Sidoarjo. Pertandingan ini diikuti oleh 60 atlet dari 20 SD/MI Muhammadiyah berlangsung selama 1 hari.
Tim ganda diperkuat oleh Nurngaini SPd dan Diah Kartikawati SPd. Sedangkan pemain tunggal Dyta Pratikna SPsi. Pemain tunggal menyisihkan lawan-lawannya dari tim Muhida, Balongbendo, dan Krembung. Dyta bisa melaju hingga ke babak final melawan pemain tunggal dari SD Muhammadiyah Randegan.
Sempat Kram Kaki
Pada babak final, Dyta Pratikna sempat mengalami kram kaki dan merasa sakit, tapi dia masih bisa memberikan perlawanan yang seimbang. Sengit, dan saling serang. Menurutnya, pertandingan final melawan Randegan cukup menguras tenaga.
“Pemain Randegan cukup bagus, ulet dan lincah, tapi titik lemah lawan ada di permainan lob (lambung ke belakang area lawan). Dia lemah di sisi itu. Jadi saya kasih bola-bola atas ke belakang terus,” katanya.
Dalam pertandingan tersebut, dia juga sempat berganti sepatu karena lapangannya licin. Dari pertandingan yang seru tersebut, dia meraih juara 2.
Untuk persiapan pertandingan ini, dia berlatih dua kali di halaman sekolah dan sekali di lapangan bulutangkis Desa Bangah. Juga latihan di rumah dengan suaminya.
“Alhamdulillah dapat juara 2. Suami juga support saya. Saya latihan tambahan di rumah dengan suami,” jelasnya.
Hasil menggembirakan diraih tim ganda. Pasagan ganda Nurngaini dan Diah Kartikawati meraih juara 1 setelah mengalahkan tim dari Muhida dan Waru 1 di babak penyisihan. Di final mengalahkan tim Randegan.
“Capek, tapi senang bisa memberikan yang terbaik buat sekolah dan usaha kita tidak sia-sia. Latihan selama ini akhirnya memberikan hasil,” ujar Nurngaini sambil mengingat waktu latihan.
Dia menceritakan, waktu latihan di halaman sekolah yang panas dan pernah sekali lupa tidak membawa celana training. Akhirnya dia tetap berlatih dengan semangat meskipun memakai jubah. Sesekali berhenti untuk minum dan kadang berteduh di gazebo sekitar halaman sekolah.
Dia juga berterima kasih kepada tema -teman guru yang sudah memberikan dukungan. Baginya pertandingan final melawan tim Randegan cukup melelahkan dan seimbang. “Pemainnya telaten dan sabar,” jelasnya.
Dia berharap tim bulutangkis Ikrom bisa mempertahankan prestasi ini di tahun depan. (*)
Penulis Muhammad Nasikin Editor Sugeng Purwanto