PWMU.CO–Magang di Smamita, tiga mahasiswi Thailand ini merasa kerasan karena budayanya tak begitu mencolok dengan negaranya. Mereka sudah sepekan magang di SMA Muhammadiyah 1 Taman Sidoarjo ini mulai Senin (13/1/2020).
Mahasiswi Universitas Khon Khaen mengikuti program international intership programe atau program magang internasional melalui Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida).
Mereka magang di Smamita dibimbing dosen Umsida program studi Akuntansi, Sarwendah SE MSA.
Chayani Prapchabok dengan panggilan Lady, Piyakamon Hluangna atau Gift dan Wimonnut Riyachan dipanggil Nut, mengungkapkan keceriaan atas warga sekolah yang begitu baik dan ramah.
Gift, mahasiswa kelahiran Samut Prakan ini mengungkapkan, dia senang selama beraktivitas di Smamita. ”Yes, I am happy, because people in Smamita very kind and friendly,” ungkapnya ketika ditemui Jumat (17/1/2020). Katanya, dia merasa senang, karena semua orang di Smamita sangan baik dan ramah.
Gift mengatakan, ”I would like to learn about financial system in Smamita, how to manage employees and students,” katanya. Artinya, saya ingin belajar tentang sistem keuangan di Smamita, bagaimana mengelola karyawan dan siswa.
Ia menambahkan, karena Smamita adalah sekolah swasta, ia juga ingin tahu tentang sumber dana di sekolah sebagai bahan untuk penelitiannya. “Because this school is a private school. So, I would like to know where the source of funds comes from. To use information for my research,” imbuh gadis kelahiran 3 September 1997.
Perbedaan Budaya
Sedangkan Lady, gadis asal Kota Nakhon Ratchasima mengungkapkan, selain belajar keuangan juga akan belajar tentang budaya. “I think the culture in Smamita is not very different from the school culture in Thailand,” ungkapnya. Dia rasa, budaya di Smamita tidak jauh berbeda dengan budaya sekolah di Thailand.
“All students must respect all teachers. And all the employees have rules to follow at Smamita,” katanya. Artinya, semua siswa harus menghormati guru. Dan semua karyawan mengikuti peraturan yang ada di sekolah.
Gadis kelahiran 16 Mei 1997 juga menceritakan pengalaman seminggu di Smamita, semua warga sekolah juga melaksanakan ibadah jika sudah waktunya. ”There will be prayers at the same time every day,” katanya.
Di Smamita, setiap pagi sebelum pelajaran dimulai diawali dengan shalat Dhuha terlebih dahulu dan disambung ngaji yang diasuh oleh tim Tajdid PWM Jatim. Kemudian untuk siang hari, shalat Duhur berjamaah sebelum istirahat. Juga diakhiri shalat Ashar sebelum pulang ke rumah.
Lain halnya dengan Nut, gadis empat bersaudara ini menceritakan aktivitas rutinnya selama ini. Bersama kedua rekannya, ia berangkat ke Smamita gunakan mobil kampus Umsida.
”I stay at Sidoarjo and had an internship at Smamita for a month. We go to school by university car,” ungkapnya. Artinya, saya tinggal di Sidoarjo, dan magang di Smamita selama satu bulan. Kami pergi ke sekolah dengan mobil universitas (Umsida).
Ditanya tentang aktivitas malam hari seusai magang, ia hanya menjelaskan singkat. Cukup makan malam saja. ”In the evening we will have dinner at Transmart or cook at the dormitory. If we have free time, we go to travel,” jelasnya. (*)
Penulis Emil Mukhtar Editor Sugeng Purwanto