PWMU.CO – SMAM 8 Cerme Gresik berkunjung ke pabrik mi ternama PT Indofood CBP Sukses Makmur, Rabu (14/1/20) pukul 13.00 WIB untuk melihat proses pembuatan mi instan.
Indofood adalah pabrik kedua dalam rangkaian factory tour yang berlangsung dari tanggal 14-18 Januari 2020.
Setelah menempuh perjalanan selama dua jam Ngoro-Mojokerto, rombongan siswa dan guru ini langsung disambut oleh pemandu tour pabrik yang berlokasi di Beji, Pasuruan.
Pemandu tour pabrik Laili Marselia mengajak rombongan memasuki ruang pertemuan. Acara dibuka dengan penjelasan safety induction di lokasi pabrik.
Kemudian dilanjutkan sambutan dari SMAM 8 Gresik yang diwakili oleh Ir Khoiril MPd. Dalam Khoiril menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak perusahaan yang sudah menerima rombongan dengan sangat ramah.
“Terima kasih kami ucapkan kepada PT Indofood CBP Sukses Makmur yang sudah menyambut rombongan dengan sangat ramah” ucapnya.
Melihat Proses Pembuatan Mi Instan
Acara dilanjutkan dengan pemutaran video company profile dan penjelasan produk dari Indofood. Ada berbagai jenis makanan dan minuman dari pabrik ini. Selain olahan mi instan seperti Indomie, sarimi, pop mi.
Juga berbagai merk ternama hasil produksi dari Indofood seperti bubur SUN, Cheetos, Chitato, air mineral Club, Indomilk, sampai bumbu masakan Racik Indofood.
Sebelum tour keliling pabrik dimulai Laili menjelaskan aturan yang harus dipatuhi anak-anak yaitu tidak boleh mengambil gambar dan video di ruang produksi. Juga tidak boleh berbicara dengan keras dan harus menjaga kebersihan selama tour.
“Anak-anak tidak boleh mengambil gambar dan video apapun ya selama diruang tur produksi, tidak boleh berisik dan harus jaga kebersihan” jelasnya. Tour dimulai dari ruang produksi.
Laili menuturkan bahan baku yang digunakan adalah tepung terigu, air, garam, dan telur yang dicampur menjadi satu dalam mesin sampai mendapat adonan dengan kadar air berkisar 32-34 persen.
Setelah adonan tercampur, di-pressing sehingga terbentuklah lembaran adonan mie sampai ketebalan tertentu. Lalu lembaran adonan tersebut dipotong dengan pisau unit slitter secara membujur menjadi untaian mi dan dibentuk bergelombang dengan wave conveyor.
Kemudian untaian mi dikukus, dipotong, dan didistribusikan ke dalam cetakan untuk digoreng pada suhu 140-150 derajat Celsius selama 60-120 detik.
Mi hasil penggorengan kemudian didinginkan, ditiriskan, dan dikeringkan dalam suhu 40 derajat Celsius agar minyak memadat dan menempel pada mi serta membuat mi menjadi semakin keras.
Di Ruang Pengemasan
Bagian selanjutnya yang dikuungi siswa SMAM 8 Cerme adalah ruang pengemasan. Laili menjelaskan, mi dan bumbu yang telah dibungkus dimasukkan dalam kemasan.
Caranya dengan menggunakan mesin yang dapat berjalan secara otomatis. Dalam setiap mesin terdapat orang yang menjaga untuk memastikan agar satu bungkus mi tersebut terdapat satu bungkus paket bumbu.
Kemudian mi yang telah dibungkus dimasukkan ke dalam karton dan siap untuk didistribusikan.
Ia menambahkan untuk bumbu dikemas di pabrik Indofood khusus bumbu saja yang berada di Malang.
Setelah tour keliling pabrik, rombongan kembali ke dalam ruang pertemuan untuk incip-incip produk Indofood. Dalam ruangan disajikan semangkuk mi dan air mineral.
Bantah Isu Lilin
Sesi terakhir adalah tanya jawab, Akbar Aji Sahri, salah satu siswa SMAM 8 Cerme bertanya pada pemandu tentang produk Indofood.
“Apakah benar dalam mi instan itu terdapat kandungan lilin jadi kita harus membuang air bekas rebusan mi tersebut yang terlihat keruh?” tanya Aji, begitu sapaannya.
Laili menjawab sambil tersenyum. “Itu hanya mitos ya, kita tidak perlu membuang air rebusan mi lalu merebus air baru lagi untuk kuah mi,” jelasnya.
Karena, sambungnya, kandungan dalam air rebusan tersebut mengandung vitamin dan asam folat yang baik untuk tubuh. “Lalu warna keruh dari rebusan mi disebabkan oleh bahan dasar pembuatan mie yaitu tepung terigu,” terang dia.
Dari kunjungan ke pabrik kali ini, siswa SMAM 8 Cerme Gresik mendapatkan pengalaman dan melihat secara langsung banyak pembuatan mi instan yang telah memiliki banyak sekali varian rasa.
Yang juga menarik pabrik ini masih tetap berusaha berinovasi mengembangkan varian rasa dan berbagai macam produknya.
Rombongan berpamitan dan melanjutkan perjalanan wisata ke Bali. (*)
Penulis Nur Walidatur Rahma. Editor Mohammad Nurfatoni.