PWMU.CO – SD Mutu Bawean meloloskan dua siswanya pada babak semifinal KMNR Ke-15 yang akan digelar pada 23 Februari 2020 mendatang. KMNR merupakan Kompetisi Matematika Nalaria Realistik yang diinisiasi Klinik Pendidikan MIPA (KPM).
Penanggung Jawab KMNR di SD Muhammadiyah 1 (SD Mutu) Bawean Anggraini Dyah Novitasari sangat senang dan tak menyangka saat melihat nama dua siswanya ada dalam daftar semifinalis.
“Ini pengalaman pertama kami sebagai sekolah baru yang belum satu tahun, alhamdulillah,” ucapnya kepada PWMU.CO, Senin (20/1/20).
Ia mengaku akan mengusahakan pembinaan yang lebih baik lagi dan berjenjang untuk meningkatkan motivasi para siswa SD Mutu Bawean, terlebih lagi kepada 2 siswa yang lolos ke babak semifinal. Mereka siswa kelas I, yaitu Anies Magda Azka dan Raisyah Putri Jeny Rajabaniyah.
Anggraini Dyah Novitasari cukup yakin dengan kemampuan anak didiknya karena Pintar Matematika Nalaria Realistik (MNR) menjadi mata pelajaran reguler di sekolahnya setiap Kamis.
“Masih ada waktu sekitar satu bulan untuk melakukan pembinaan kepada para finalis, bismillah,” ujarnya.
Kebanggaan juga disampaikan Elvi Sulusiyah, ibu dari Anies Magda Azka, atas raihan prestasi putrinya. Ia berjanji selalu mendukung dan memotivasi putrinya agar bisa lolos ke tahap selanjutnya.
“Terima kasih juga untuk guru-guru SD Mutu Bawean yang telah membina anak-anak selama ini,” ungkapnya senang.
Angkatan Pertama yang Bagus
SD Mutu Bawean adalah sekolah unggulan baru di Bawean. Peresmiannya dilakukan Senin (22/7/19) di halaman kompleks Masjid Shalihen, Jalan Umar Mas’ud Sangkapura, Bawean.
Hadir dalam persemian saat itu Ketua Tim Pendirian Haeruddin MPd, Kapolsek Sangkapura AKB Rahmat SSos, PLT Camat Sangkapura H Muhammad Syamsul Arifin SSos MM, dan Pengawas TK-SD Kecamatan H Zainan MPd.
Saat ini baru memiliki satu angkatan kelas I dengan 12 siswa. Menurut pakar pendidikan dan neurosains Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta Dr Suyadi MPdI, yang mengunjung SD Mutu pada Ahad (4/8/19), sekolah yang baru berdiri ini sudah cukup bagus.
Bangunannya sudah mendukung, ruangan kelas, dan konsep penataan kelas sudah mengikuti perkembangan teknologi informasi yang sekarang.
“Dengan kondisi jumlah siswa yang berjumlah 12, ini sudah cukup baik karena kita sebagai pengajar bisa melakukan pendampingan yang khusus dan maksimal kepada setiap anak didik kita di sekolah,” jelasnya. (*)
Kontributor Muhammad Ilham Yahya. Penulis Ria Pusvita Sari. Editor Mohammad Nurfatoni.