PWMU.CO – Dahsyatnya rezeki pertemanan dibuktikan oleh alumnus Gontor ini. Bukan sekadar materi, dari jejaring itulah kebaikan dan kesuksesan bisa diraih.
Dr Muhajir MEd menceritakan itu dalam silaturahim rombongan tamu Singapura dengan Keluarga Besar Perguruan Muhammadiyah Banyutengah, Panceng, Gresik, Sabtu (25/1/20).
Rezeki jejaring, kata alumnus Perguruan Muhammadiyah Banyutengah ini, dirasakannya saat melanjutkan pendidikan hingga ke Singapura.
“Orang yang berjasa besar mendoakan, mengantar dan mendampingi saya saat itu adalah guru saya, Kiai Muskanan,” kenang Muhajir tentang dahsyatnra rezeki pertemanan.
Dia lalu mengingat, saat itu orangtuanya tidak tahu apa-apa. “Ibu orang desa, sementara bapak bekerja di perantauan,” ujarnya. Kiai Muskanan-lah yang menggantikan orangtua menjadi wali santrinya. Perjuangan gurunya itu tidak pernah dilupakannya.
Sejak mengenyam pendidikan di Gontor, Muhajir menjadi santri berprestasi. Dia lalu meraih beasiswa ke luar negeri hingga dapat menyelesaikan program doktoralnya.
“Dari situlah saya kemudian mempunyai jaringan dengan para donatur di Malaysia dan Singapura,” tutur Muhajir yang membuktikan dahsyatnya rezeki pertemanan.
Rezeki jejaring itulah yang ingin dibagikan manfaatnya pada orang lain, termasuk pada almamaternya.
“Saya ingin memberi kemanfaatan pada banyak orang, termasuk para guru dan almamater saya: Perguruan Muhammadiyah Banyutengah. Karena sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi orang lain,” ujar Muhajir mengutip salah satu hadits.
Diajak Bantu Masjid Al Hijroh
Sebelumnya, dalam sambutannya sebagai tuan rumah, KH Muskanan SAg menyampaikan harapan pada rombongan tamu dari Singapura. Yaitu membantu pendanaan proyek pembangunan Masjid Al Hijroh yang awal tahun ini dimulai prosesnya.
“Barangsiapa yang menitipkan barang yang baik kepada Allah, maka akan dibalas dengan berlipat ganda,” ungkap Kiai Muskanan.
Bahkan dalam ayat lain, lanjut dia, Allah akan melipatgandakan balasan itu sampai 700 kali lipat. “Mana ada bank yang berani melipatgandakan bunga hingga berkali-kali lipat, hanya Allah yang demikian,” ujarnya.
Rombongan tamu Singapura yang hadir dipimpin Ustadz Dr Hakim. Sebagai perantara komunikaksi, Muhajir mengajak para tamu tersebut untuk melihat progres proyek pembangunan Masjid Al Hijroh.
Dalam kesempatan tersebut, Ustadz Dr Hakim mengatakan ingin meniru Rasulullah. “Saya ingin meniru Nabi Muhammad dalam berdakwah. Ketika proses pembangunan masjid Nabawi, Nabi turut bekerja bersama para sahabat kala itu,” ungkapnya.
Dr Hakim juga ingin menjiwai dan turut serta bersama keluarga besar warga Muhammadiyah Banyutengah dalam proses pembangunan masjid Al Hijroh ini.
Libur tapi Masuk Sambut Tamu
Silaturahim rombongan tamu Singapura itu mengubah agenda kegiatan pembelajaran di Perguruan Muhammadiyah Banyutengah hari itu.
“Aktivitas di madrasah libur tanggal merah, namun karena kedatangan tamu dari Singapura, rencana libur dibatalkan. Para siswa dari semua jenjang dari MI hingga MA tetap masuk guna menyambut dan menghormati kedatangan tamu tersebut,” ujar Anshori SThI, kepala MTs. Muhammadiyah 6 Banyutengah Panceng.
Ketua panitia penyambutan Syuhadak MPdI mengatakan, panitia lokal telah menyembelih satu ekor kambing untuk menjamu kedatangan tamu dari Singapura.
“Kami berharap kedatangan serta penghormatan kami ini membawa manfaat besar bagi keluarga besar Perguruan Muhammadiyah Banyutengah,” ujarnya.
Dalam kegiatan yang berlangsung di Aula KH Ahmad Dahlan tersebut, turut hadir pimpinan ranting, pengurus takmir masjid Al Hijroh, panitia pembangunan masjid, dan seluruh guru-karyawan dan siswa Perguruan Muhammadiyah Banyutengah, Panceng, Gresik.
Pada kegiatan itu juga dimeriahkan penampilan para siswa di bidang qira’ah dan tahfidh. Diantaranya Mazida, siswa kelas VI MIM 5 Banyutengah juara tingkat kecamatan dengan tampilan qiraahnya; Muamar dan Mahida, siswa kelas IV, menampilkan tahfidhul quran; dan Moh. Irfan Dani dan Marifahtul Ulma, kolaborasi siswa kelas VIII MTsM 6 dan kelas XII MAM 2 Banyutengah juara tahfidhul quran tingkat kabupaten.
Selain itu, ada tampilan hafalan Asmaul Husnah beserta artinya oleh Sania siswa kelas I, hingga penutup dengan pembacaan puisi oleh Tsalis, siswa kelas V, spesialis juara tingkat kecamatan, kabupaten hingga provinsi.
Penulis Anshori Co-Editor Darul Setiawan Editor Mohammad Nurfatoni.