PWMU.CO – Naskah Islam Berkemajuan akan disahkan di Muktamar ke-48 Solo, 1-5 Juli 2020. Demikian dikatakan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syafiq A. Mughni.
“Muhammadiyah akan merumuskan naskah resmi Islam Berkemajuan,” kata dia dalam seminar Pra-Muktamar Muhammadiyah 2020 di Hall Lantai 9 GKB-4 UMM, Sabtu (8/2/2020).
Mantan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jatim ini menceritakan, selama ini dirinya kerap mendapat pertanyaan tentang maksud dari Islam Berkemajuan. Baik dari pengamat, peneliti, atau wartawan.
“Saya sering menghadapi tantangan ketika ditanya tentang pengertian dari Islam Berkemajuan. Maka saya tentu dengan pemahaman individual, setelah membaca pikiran-pikiran yang berkembang. Saya berusaha untuk menjawab semampu saya,” ujarnya, saat menyampaikan sambutan di acara tersebut.
“Dan yang lain ketika ditanya apa itu Islam berkemajuan, mungkin juga jawabannya sedikit berbeda. Karena bacaannya yang berbeda, lingkungannya yang berbeda. Sehingga menjawab definisi Islam Berkemajuan juga menjadi berbeda,” imbuhnya.
Maka dari itu, Muhammadiyah ingin memiliki naskah yang resmi tentang Islam Berkemajuan. Naskah tersebut diharapkan bisa sejajar dengan dokumen-dokumen penting lainnya yang dimiliki Muhammadiyah.
“Sejajar dengan Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah. Sejajar dengan kepribadian Muhammadiyah. Sejajar dengan Matan dan Keyakinan Muhammadiyah. Sejajar dengan Pedoman Hidup Islami bagi Warga Muhammadiyah. Sejajar dengan dokumen menghadapi tantangan abad 21 hasil muktamar di Malang. Kemudian dokumen resmi Darul Ahdi wa Syahadah,” paparnya.
Dalam berbagai pengalaman, lanjut Syafiq A. Mughni, ternyata Muhammadiyah menjadi satu-satunya organisasi sosial keagamaan di Indonesia yang bisa merumuskan dengan tetap hubungan antara negara dan agama. Yakni dengan teori Darul Ahdi wa Syahadah.
“Ini satu hal yang sangat monumental. Ketika kita menghadapi wartawan atau pengamat, itu dengan sangat mudah menunjukkannya. Bagaimana hubungan antara Islam dan negara, Pancasila dan Islam. Bisa dirumuskan di dalam naskah resmi berjudul Darul Ahdi wa Syahadah,” terangnya.
Karya Monumental Naskah Islam Berkemajuan
Maka dari itu, di muktamar mendatang, Muhammadiyah ingin kembali melahirkan karya yang monumental, yakni naskah Islam Berkemajuan.
“Jadi saya berharap dari tim UMM untuk bisa membantu merumuskan teori Islam Berkemajuan yang resmi. Yang akan disahkan di muktamar. Saya yakin bahwa SDM di UMM ini sangat cukup. Bahkan lebih dari cukup untuk bisa merumuskan itu,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Syafiq A. Mughni juga menyampaikan, tema muktamar, yakni ‘Memajukan dan Mencerahkan Indonesia’ relevan dengan perkembangan masyarakat sekarang. Dulu Muhammadiyah berawal dari gerakan yang sangat lokal di Yogyakarta. Lalu bisa dikembangkan di seluruh Indonesia. Dan sekarang merambah ke tingkat internasional.
“Maka pikiran-pikiran Muhammadiyah tentang Islam berkemajuan ini tidak dibatasi oleh lokalitas. Tidak hanya Islam di Jawa, tidak hanya Islam di Indonesia, atau Asia tenggara. Tapi Islam yang universal. Islam yang sangat cocok untuk diinternasionalisasi. Sehingga pikiran-pikiran maju dari Muhammadiyah itu bisa dinikmati, bisa diapresiasi dan dikembangkan oleh masyarakat internasional,” tuturnya.
Jadi, menurut dia, sangat penting saat ini mendiskusikan maksud dari Islam berkemajuan. “Hal tersebut sebagai bagian dari proses mewujudkan cita-cita agar Muhammadiyah punya dampak yang positif bagi perkembangan pemikiran Islam dan praktek keagamaan di masyarakat internasional,” harapnya. (*)
Penulis Miftahul Ilmi. Editor Mohammad Nurfatoni.