PWMU.CO – Serabi petulo Paciran berhasil menggoda peserta LID (Latihan Instruktur Dasar) IMM Lamongan, Selasa (11/2/20). Rasanya mampu menggoyang lidah.
Di hari kelima peserta LID yang digelar PC (Pimpinna Cabang) IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah) Lamongan diajak menikmati keindahan pantia di Paciran Lamongan.
Dalam perjalanan, peserta tertarik menikmati serabi yang lokasinya berdekatan dengan pantai. Meskipun sederhana, tempatnya sangat ramai pengunjung. Penjualnya pun sigap melayani.
Serabi Berpetulo dan Berkuah Gula Merah
Kuliner khas pantai Paciran ini dilengkapi dengan petulo dan kuah gula merah. Makanan tradisional ini berbahan dasar tepung beras yang dicampur dengan santan. Kemudian diolah dalam cetakan berbentuk seperti panekuk.
Petulo sendiri adalah makanan berwarna- warni yang terbuat dari tepung beras, gula pasir, gula merah, santan kelapa, dan daun pandan.
Cara membuat serabi petulo ini cukup sederhana, yaitu dengan membuat adonan dari campuran tepung beras. Setelah itu dikukus hingga matang. Adonan yang sudah jadi kemudian diberi pewarna alami dan siap untuk dicetak dan dimasak.
Serabi yang sudah jadi kemudian disiram dengan kuah gula merah yang kental dan legit. Kuah ini dibuat dari campuran gula merah dan santan kelapa.
Perpaduan sederhana dari serabi petulo ini menghasilkan rasa yang kaya dan cocok bagi lidah masyarakat Indonesia.
Pengunjung Diteriki Bahasa Jawa
Selain rasa serabi petulo Paciran menggoda selera, ada yang berbeda ketika kita menikmati kuliner khas Lamongan ini.
Pengunjung setelah melakukan pembayaran selalu diteriaki oleh penjual dengan kalimat bahasa Jawa.
”Mbenjing mriki malih, nggih (Besok ke sini lagi ya).”
Pembeli pun menyahut. “Inggih (Iya).”
Begitulah kalimat teriakan berulang-ulang setiap ada pembeli beranjak pergi. Suasana jadi berisik tapi mengesankan dan lucu. Setiap pengunjung pasti teringat momen ini.
Peserta dari PC IMM Banyumas Niko Anjaswana mengatakan menikmati suasana ini. Belum beranjak pergi dari warung demi menunggu kalimat yang bikin heboh itu.
”Saya pertama kali ke sini. Terasa aneh dan lucu. Kalimat itu terdengar lantang berulang-ulang mulai datang sampai selesai makan,” ujarnya tersenyum.
Jika Anda sedang berada di Paciran Lamongan, tak ada salahnya menjajal kuliner tradisional legit ini. Kuliner khas dearah pesisir utara. Pasti maknyus dan membuat lidah bergoyang. (*)
Penulis Fathan Faris Saputro. Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.