PWMU.CO – Teknik pengobatan Su Jok diikuti puluhan kader dari Majelis Kesehatan dan Lembaga Kebudayaan PDA Kota Surabaya di SD Muhammadiyah 9 Sukolilo Surabaya. Ahad, (16/2/2020)
Hadir SjT Anna Rosdiana sebagai Master Colour Therapy dari Bandung dan dr Feri Wirjawan dari Surabaya. Mereka mengenalkan teknik pengobatan Su Jok atau metode pengobatan dengan menggunakan spidol warna yang tidak permanen. Ini merupakan pelatihan yang kali pertama di Surabaya.
Su Jok atau terapi warna adalah bagian dari metode terapi yang sederhana dalam pengobatan dan pemeliharaan kesehatan. Teknik pengobatan ini berasal dari Korea Selatan. Penemunya adalah seorang saintis bernama Prof dr Park Jae Woo.
Menurut SjT Anna Rosdiana, Su Jok adalah dua kata yang dalam bahasa Korea. “Su” yang berarti telapak tangan dan “Jok” yang berarti telapak kaki.
“Ini merupakan sebuah keilmuan yang membuka cakrawala baru dalam dunia pengobatan. Sederhana, mudah dan efektif untuk bisa mengatasi segala bentuk penyakit dari yang biasa, akut dan kronis,” tuturnya.
Dia mengatakan, pengobatannya pun bisa dilakukan oleh siapa pun. Mulai dari anak-anak, dewasa, bahkan orang tua dengan cara memberi warna pada tangan atau kaki tergantung sakit yang dikeluhkan.
Pengobatan Su Jok untuk Menolong Orang Lain
“Awalnya tidak tahu menjadi tahu. Setelah tahu langsung jatuh cinta. Ingin mendalami karena ilmunya sangat bermanfaat bukan hanya untuk diri sendiri namun juga bisa untuk menolong orang lain,” tutur Mulyana Ketua LK PDA Surabaya sekaligus ketua panitia.
Ely Cholidah, salah satu peserta mengeluhkan jari tengah tangan kanannya yang tiba-tiba menekuk dan kaku, sulit untuk dikembalikan seperti semula layaknya jari tangan lainnya.
Kemudian diterapi oleh Anna dengan cara dicoret spidol warna merah kemudian di gosok-gosok dengan alat pijat kecil dan diberi biji yang diplester.
Selang beberapa menit , Ely menyatakan jarinya terasa membaik dan semakin baik sehingga tak merasakan sakit lagi.
“Terima kasih Umik Anna. Alhamdulillah sudah enakan, selanjutnya saya akan coba lakukan di rumah sendiri bila nanti kambuh lagi dan semoga makin membaik,” ujarnya. (*)
Kontributor Bunda Tri Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni