PWMU.CO – Mahasiswa UAD raih silver medal kategori Innovation Science tingkat College. Medali itu diraih di ajang ASEAN Innovation Science and Entrepreneur Fair 2020.
Ajang kompetisi ASEAN Innovation Science and Entrepreneur Fair 2020 berlangsung BG Junction Bubutan Surabaya pada Kamis-Sabtu (14-16/2/2020).
Berbagai negara ASEAN dari SD sampai tingkat perguruan tinggi mengikuti kompetisi ini. Topik kesehatan, pertanian, teknik dan fisika dijadikan andalan dalam mengembangkan inovasi yang bisa mengarah pada kewirausahaan.
Planetarium Tactile untuk Tunanetra (Pelita) merupakan karya mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta yang dihasilkan berdasarkan kepedulian terhadap tunanetra yang masih mengalami keterbatasan dalam menggunakan alat peraga pendidikan.
Peduli Tunanetra
Tim Pelita ini terdiri dari M Khairul Ardi (S2 Pendidikan Fisika), Muhammad Fikri Sya’bani, Cintha Ayu Wandira, Mir’atun Nafia Nafiah dan Masriana Anisa Br Damanik (S1 Pendidikan Fisika).
Mereka berkolaborasi untuk dapat menghasilkan planetarium yang mudah dilepas-pasang dan mudah juga untuk dibawa ke berbagai daerah.
Ditemui PWMU.CO Selasa (18/2/2020) M Khairul Ardi menyampaikan tim Pelita menerima silver medal untuk Planetarium Tactile. Rasi bintang yang terdapat dalam planetarium ini dicetak timbul sehingga dapat diraba oleh tunanetra. Bahkan orang awas pun bisa menggunakannya.
“Sehingga desain ini tergolong desain yang universal sekaligus memberikan solusi bagi salah satu UN Sustainable Development Goals, yaitu Reducing Inequalities,” ujarnya.
“Planetarium tersebut juga dapat memberikan pemahaman tentang gerak semu benda langit,” ungkapnya.
Menariknya, lanjutnya, salah satu bagian utama pada planetarium itu dibuat dengan menggunakan 3D printer untuk dapat membuat kubah berbentuk geodesi.
Kontribusi Pendidikan Astronomi Inklusif
“Karya kami ini juga didukung oleh Pusat Studi Astronomi UAD yang bersama Apa di Langit dari Malaysia mendapat hibah dari International Astronomical Union Office of Astronomy Development,” jelasnya.
Tim Pelita, sambungnya, masih akan terus mengembangkan planetarium ini untuk mengikuti kompetisi serupa dengan tingkat yang lebih tinggi.
“Selain mengejar prestasi, kami berharap juga planetarium ini dapat berkontribusi nyata bagi pendidikan astronomi yang inklusif,” tuturnya. (*)
Penulis Affan Safani Adham. Co-Editor Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.