Kisah Sumur Songo dipentaskan SD Mugeb dalam Thematic Performance. Bercerita tentang cucu Sunan Giri yang dilamar Pangeran Majapahit yang non-Muslim.
PWMU.CO – SD Muhammadiyah 1 GKB Gresik (SD Mugeb) menggelar Thematic Performance di lapangan sekolah, Jalan Belitung IV Nomor 20 GKB Gresik, Sabtu (15/2/20). Kegiatan ini dilaksanakan mulai pukul 06.30-11.30 WIB.
Acara yang mengusung tema “Mugeb Gresik Seru” ini dihadiri oleh kurang lebih 2.000 tamu undangan yang terdiri atas siswa, wali siswa, dan sponsorships.
Dalam rangkaian acara, siswa-siswi SD Mugeb juga menyuguhkan drama kolosal berjudul “Sumur Songo”. Cerita diambil dari Dusun Sumur Songo, Desa Sidokumpul, Kecamatan Gresik, Kabupaten Gresik.
Terry Perdana SSi, sutradara dan penanggung jawab tampilan acara, mengatakan sengaja mengangkat drama berjudul Sumur Songo. “Dari beberapa legenda di Gresik yang konfliknya yang enak diangkat ya Sumur Songo,” katanya.
Drama ini—sesuai dengan tema yang diangkat—berbicara tentang budaya Gresik. Hal ini menurutnya, agar siswa juga mengenal cerita legenda yang berkembang di Gresik.
“Cerita seperti ini perlu diketahui siswa SD Mugeb zaman now. Makanya kami kemas dengan model drama komedi agar pesannya sampai dan tidak membosankan untuk ditonton,” jelas Terry Perdana.
Kisah Cucu Sunan Giri dalam Sumur Songo
Nyai Ageng Tumengkang Sari adalah wanita cantik. Dia berasal dari keluarga terkemuka. Putri Sunan Weruju, cucu Sunan Giri. Kecantikannya membuat Pangeran Majapahit yang non-Muslim ingin melamarnya.
“Sudah kuberi dia cukup waktu untuk berfikir tentang lamaranku. Sudah saatnya aku mendapatkan jawabannya. Sungguh, aku rela melakukan apapun untuk membuatnya mau. Penonton, apakah kalian tahu, dia menerima atau malah menolakku?” tanya Pangeran Majapahit yang diperankan oleh Reyhan Akhtar kelas V-Faqih Usman disertai gelak tawa sang penonton.
Karena beda agama, Nyi Ageng Tumengkang Sari bersiasat bagaimana caranya menolak. Dia memberikan tantangan kepada Pangeran Majapahit untuk membuat 10 sumur dalam waktu semalam.
“Aku tahu Pangeran. Aku mendengar banyak kisah tentangmu. Tapi…, aku perlu bukti Pangeran. Aku hanya akan menerimamu jika engkau sanggup membuat 10 sumur untuk dusun ini dalam waktu semalam,” pinta Nyi Ageng yang diperankan oleh Almira, siswa kelas V A.R. Fachruddin.
Akhirnya, pangeran mengerahkan semua kekuatan yang ia punya untuk membangun 10 sumur. Dan 10 sumur itu benar-benar jadi hanya dalam semalam.
Namun ternyata, Nyai Ageng Tumengkang cukup cerdas. Ia menduduki salah satu sumur untuk menutupinya dari pangeran. Sambil duduk di salah satu sumur, Nyai Tumengkang Sari meminta sang pangeran menghitung jumlah sumur.
Sejatinya, Nyai Tumengkang Sari cemas. Takut pangeran tahu. Namun, dia terus berdoa kepada Allah SWT. Meminta agar pernikahannya dengan sang pangeran tidak sampai terwujud.
Doa itu terkabul. Setelah menghitung jumlah sumur, sang pangeran kaget dan bingung. Satu di antara sepuluh sumur tersebut tiba-tiba menghilang. Pangeran menghitung hanya ada sembilan sumur di sana.
Karena tidak percaya, sang pangeran menghitung berkali-kali. Nyi Ageng Tumengkang Sari terus memanjatkan doa. Nah, seperti tidak bisa dipercaya. Jumlah sumur yang dibangun seolah benar-benar hilang satu. Pangeran tidak sadar kalau ada salah satu sumur yang diduduki Nyi Ageng Tumengkang Sari.
Gara-gara jumlah sumur tinggal sembilan, pernikahan sang pangeran denganNyi Ageng Tumengkang Sari batal. Pangeran lantas kembali ke Majapahit. Kisah itulah yang kemudian melahirkan nama Dusun Sumur Songo, Desa Sidokumpul, Kabupaten Gresik.
Iklan dan Breaking News di Tengah Drama
Agar tidak terjadi ketegangan, dalam drama ini pun disuguhkan parodi iklan shampo yang diperankan oleh She Nayaka Anak Agung Kayana, siswa kelas IV Ibnu Khaldun.
Dengan gayanya yang membelai jilbab panjang sebagai pengganti rambut, Geya, panggilan akrabnya cukup memukau penonton sehingga mengundang gelak tawa. Ada juga breaking news tentang virus corona yang diperankan oleh Areetha Zizi Verina Iransyah, siswa kelas V Mas Mansyur.
Untuk persiapan pementasan drama ini dibutuhkan waktu dua minggu untuk latihan. Demi suksesnya penampilan drama ini, latihan dilakukan secara rutin pada pukul 14.00-16.30 WIB.
Acara ini juga menyuguhkan berbagai tampilan seperti tahfidh, performance tiap kelas, tari damar kurung dan tari dongklak.
Tak hanya itu, berbagai macam perlombaan untuk siswa dan wali siswa mulai lomba membuat sudut baca, lomba membuat damar kurung, lomba duta mugeb, lomba puzzle, dan lomba fotografi juga digelar di waktu yang sama. (*)
Penulis Kaiisnawati. Editor Mohammad Nurfatoni.