PWMU.CO-Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Gresik menggelar workshop Pelatihan Pembuatan Pupuk Guano Bentuk Granul untuk SMA/SMK Muhammadiyah se Kabupaten Gresik, Selasa (25/2/2020).
Workshop menghadirkan Poerwo Sudirdjo MM, expert pupuk yang sudah bekerja 35 tahun di PT Petrokimia Gresik dan dosen Teknik Industri UMG. Acara disambut antusias oleh siswa-siswi SMA/SMK Muhammadiyah dan guru pendamping.
SMA/SMK lebih dipilih daripada petani karena dimaksudkan, para generasi muda ini bisa menjadi penyambung perguruan tinggi kepada petani. Sekaligus mengajari siswa bisa lebih berperan dalam masyarakat.
Poerwo Sudirdjo menjelaskan, pupuk guano bentuk granul merupakan pupuk dari kotoran kelelawar. Pupuk ini diminati oleh masyarakat Jepang. Harganya memang mahal. Pupuk bisa menjadi peluang bisnis.
Pupuk ini, kata dia, mengandung nitrogen, fosfor dan potasium yang sangat baik untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Dan lebih efektif lagi, pupuk ini sangat ramah lingkungan sehingga masyarakat tidak perlu risau penggunaannya.
”Pupuk adalah suplemen makanan untuk meningkatkan produktivitas tanaman. Teknologi tepat guna mengena, jika kita dapat mengambil inti permasalahan dari tanaman dan melakukan perbaikan secara sederhana,” ujar Poerwo.
Pupuk dibutuhkan kalau unsur-unsur tanah yang dibutuhkan tanaman rendah. ”Dulu tidak ada pupuk majemuk, tetapi tunggal. Dikatakan tungggal karena hanya satu unsur yang dipenuhi, unsur lain tidak. Sehingga produktivitas tanaman tidak maksimal. Petrokimia mengembangkan unsur majemuk dengan basis kandungan NPK yang dibutuhkan tanaman,” ungkap Poerwo.
Dijelaskan, pemupukan harus berimbang antara oraganik dan anorganik berbanding 40:60. Organik bersifat menggeburkan tanah dan anroganik bekerja dalam kemampuan penyerapan akar-akar. ”Jika tanah sering dipupuk juga tidak baik, karena akan membuat tanah keras dan sulit ditanami,” imbuhnya.
Di negara yang memiliki pertanian maju seperti Spanyol, petaninya sangat kreatif. Mereka mengambil sampel tanah yang akan ditanami membawanya ke laboraturium. Setelah mengetahui kandungan tanah, mereka membawa ke industri untuk dibuatkan pupuk yang sesuai. Dengan tambahan unsur yang dibutuhkan akan sangat spesifik pupuknya,” kata Poerwo.
Pengabdian Masyarakat
Kaprodi TI-UMG Dzakiyah Widyaningrum mengatakan, tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah SMA/SMK dapat menjadi kepanjangan tangan untuk petani membantu produktivitas tanaman.
Dzakiyah menambahkan, masing-masing sekolah ada basis entrepreneur, maka pelatihan ini juga bisa dikembangkan untuk bisnis sekolah. ”Jika di masing-masing sekolah ada basis entrepreneur, monggo bisa dikembangkan untuk entrepreneur. Pemateri Bapak Poerwo sudah sangat pengalaman dunia pupuk karena berpengalaman di Petro,” ujarnya.
Dalam acara pengabdian ini, TI-UMG mencatat banyak poin. Pertama, pengabdian kepada masyarakat melalui SMA/SMK. Kedua, diharapkan para generasi muda di SMA/SMK ini bisa lebih berperan dalam masyarakat dalam menularkan ilmunya kepada petani. Ketiga, bisa menjadi wacana baru untuk entepreneur di sekolah SMA/SMK.
Pembina SMK Muhammadiyah 3 Gresik Ahmad Khamdi Musthofa ST memberikan respon antusias. ”Kami sangat merespon dengan antusias pelatihan pupuk ini. Karena program ini cocok untuk dikombinasikan dengan program baru yang ada di SMK Muhammdiyah Gresik yakni program SMK MbangunDesa,” jelas Ahmad.
Ahmad menjelaskan, siswa mendapatkan wawasan baru dari pelatihan ini yang bisa diterapkan kepada masyarakat. Dia mengharapkan program pengabdian kepada masyarakat khususnya TI-UMG bisa di sinergikan dengan SMK Mbangun Desa.
”Program SMK Mbangun Desa yang sudah berjalan yaitu bergerak memperbaiki instalasi listrik rumah duafa. Agenda bersih-bersih tempat ibadah di desa-desa, dan membuat pelatihan sesuai keilmuan jurusan yang kami miliki,” sambungnya. (*)
Penulis Efta Dhartikasari Priyana Editor Sugeng Purwanto