PWMU.CO– PCM Simokerto mengadakan nonton bareng film Jejak Langkah 2 Ulama (JL2U) yang dilaksanakan di Aula Buya Hamka Perguruan Muhammadiyah Jl. Kapasan No. 73-75 Surabaya.
Film itu diproduksi oleh Lembaga Seni Budaya dan Olahraga (LSBO) Pimpinan Pusat Muhammadiyah bekerja sama dengan Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang Jawa Timur. Film ini dinikmati oleh seluruh warga Muhammadiyah PCM Simokerto.
Dengan duduk lesehan, nonton bareng film JL2U ini diputar selama tiga hari. Yakni Selasa-Kamis (10-12/3/2020). Kegiatan nobar ini diikuti oleh 1.300 penonton dengan jadwal tayang dibagi menjadi enam sesi.
Selasa ada tiga sesi. Pertama pukul 08.30-11.00 dengan 270 penonton dari guru dan siswa kelas 1 SMK Muhammadiyah 1.
Kedua, pukul 12.30 – 15.00 diikuti 300 penonton dari guru dan siswa SD Muhammadiyah 10, 17 dan SMP Muhammadiyah 1. Ketiga, pukul 19.30-10.00 ditonton oleh arga Muhammadiyah dan Aisyiyah Simokerto dengan 150 penonton.
Pada hari Rabu pukul 08.30 – 11.00 ada 270 guru dan siswa kelas 2 SMK Muhammadiyah 1. Sedangkan pada sesi kelima dan keenam Kamis diikuti oleh 350 penonton dari guru dan siswa SMA Muhammadiyah 1 dimulai pukul 08.30-12.30.
Menumbuhkan Ghirah
Kepala SD Muhammadiyah 10 Ahmad Munhamir bersyukur PCM Simokerto menggelar nobar film ini. ”Alhamdulillah, film Jejak langkah 2 Ulama ini menginspirasi. Kami berharap semangat ini menambah ghirah teman-teman dalam berjuang di Amal Usaha Muhammadiyah,” katanya.
Atas semangat itulah pria yang juga ketua Majelis Tabligh PCM Simokerto ini mengajak siswa, guru SDM 10 dan seluruh jamaah masjid untuk bareng-bareng menyaksikan film ini.
Menurut Musa Abdullah, sekretaris PCM Simokerto, terlaksananya film JL2U merupakan kerja sama antara Angkatan Muda Muhammdiyah (AMM) Surabaya, Dikdasmen PDM, PCM Simokerto dengan Tim LSBO PP.
”Nobar bertujuan mengenalkan sejarah perjuangan para ulama pahlawan bangsa. Mengenal lebih dekat masa kecil dan persahabatan pendiri Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama serta membangun ukhuwah Islamiyah ,” tandasnya.
Film ini menceritakan perjalanan dua ulama besar, KH Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah dan KH Hasyim Asy’ari pendiri Nahdlatul Ulama. Dua tokoh besar tersebut belajar bersama kepada guru yang sama. Yaitu KH Sholeh Darat bin Husin di Pesantren Darat Semarang dan KH Syaichona Cholil Bangkalan. Demikian pula saat mereka berdua di Mekkah selesai naik haji ngangsuh kaweruh kepada guru yang sama yaitu Syaikh Yasin al-Padangi dan beberapa ulama lainnya. (*)
Penulis M. Khoirul Anam Editor Sugeng Purwanto