PWMU.CO – Murajaah menjadi kunci dua siswa SD Muhammadiyah 1 Wringinanom (Muwri) Gresik menjuarai lomba tahfidh dalam Festival Faqih Usman (FFU) #4.
Acara itu digelar Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Gresik bekerja sama dengan Prodi PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Gresik, Sabtu (7/3/20).
Wajah gembira terpancar dari Fina Syifaussitta (kelas VI) dan Nismara Azalia Putri (kelas III) saat nama mereka disebut sebagai peraih juara I dan III.
Bertempat di Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG), dua siswa ini didampingi gurunya, Angga Hanif Ciputra SPd. Beberapa siswa lain juga mengikuti Olimpiade Matematika dan IPA.
Pada tahap penyisihan lomba tahfidh 1 juz, mereka berdua berhasil menduduki peringkat pertama dan kedua dari 10 besar siswa terpilih yang memasuki tahap kedua. Skor perolehan yaitu 370 untuk Fina Syifaussitta dan 380 untuk Nismara Azalia Putri.
Pembimbing ekstra tahfidh Indarti SPd optimis dua utusannya ini dapat menjuarai lomba. Pasalnya keduanya sangat gigih berlatih tidak mengenal waktu. “Selain berlatih tiap hari sepulang sekolah, di Taman Pendidikan Al Quran (TPQ) dan di rumah mereka selalu berlatih lagi,” ujarnya.
Apresiasi dan Harapan
Pengalaman sering mengikuti lomba tahfidh baik tingkat kecamatan, kabupaten, maupun antar kabupaten membuat kedua siswa ini percaya diri di hadapan juri. “Kemenangan ini merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi SD Muwri, sebagai sekolah pertama di wilayah Gresik Selatan yang berhasil menjadi juara selama 3 kali FFU,” imbuhnya.
Ditemui PWMU.CO, Anis, ibu dari Nismara Azalia Putri mengaku kurang yakin putrinya bisa juara lagi pada kategori juz 30. “Latihannya cuma di sekolah. Sedangkan di TPQ dan di rumah fokus hafalan dan murajaah juz 1 sampai 5,” kata dia.
Siswa yang pernah dinobatkan Badan Tajdied Center (BTC) sebagai peserta Wisuda Tahfidh termuda ini berharap ada lomba tahfidh juz 1. “Saya suka lupa pada surat yang pendek di juz 30,” ujarnya.
Sementara itu, Hartininingsih, ibu dari Fina Syifaussitta mengatakan, putrinya tidak pernah mengeluh menghafal al-Quran, karena menghafal itu mudah. “Yang sulit itu murajaahnya. Tapi alhamdulillah dengan memahami teori yang sudah diberikan ustadzah pembimbingnya, baik di sekolah maupun di TPQ, mempraktikkannya jadi mudah,” jelasnya.
Ia mengucapkan terima kasih kepada semua guru atas prestasi yang diraih putrinya. “Insyaallah hafalannya akan dilanjutkan nanti di pesantren,” ungkapnya.
Selamat! (*)
Kontributor Kusmiani dan Zeny Lutfiyah. Co-Editor Ria Pusvita Sari. Editor Mohammad Nurfatoni.