PWMU.CO – Cara Pemerintah Tangani Wabah Corona Harus Dikritik. Demikian pernyataan sikap Ketua Dewan Pertimbangan MUI Din Syamsuddin pada PWMU.CO, Sabtu (14/3/2020) malam.
“Kita memberi apresiasi terhadap langkah pemerintah menangani Pandemi Corona (Covid-19) yang mulai terbuka dan bekerja serius. Memang agak terlambat, tapi untuk sebuah kemaslahatan tidak ada istilah terlambat, bahkan harus terus ditingkatkan,” ujarnya.
Din Syamsuddin mengatakan, semula banyak orang, termasuk dirinya, waswas dan skeptis pemerintah dapat mengatasi keadaan. Hal itu didasarkan pada kesan pemerintah kurang serius bahkan meremehkan wabah tersebut.
Seperti pada pernyataan pejabat tinggi bahwa kita tidak terkena karena sering membaca doa tertentu. Atau korban meninggal di suatu tempat disebut bukan karena Corona tapi flu babi.
Bahkan ada pejabat yang bilang, kalau tidak ada kasus Corona mau apa? Masak harus dipaksakan ada. Atau kita tidak terkena wabah karena Indonesia berada di iklim tropis, dan lain sebagainya.
“Dan yang paling tragis adalah sikap menuduh seseorang yang menyebarkan info tentang Corona sebagai menyebar berita hoax,” kata Din.
Pengakuan bahwa pemerintah sengaja menutup-tutupi informasi tentang persebaran wabah Corona dimaksudkan untuk menghindari kegaduhan, menurut Din Syamsuddin justru menimbulkan kecemasan.
“Padahal kecenderungan menutup-tutupi masalah wabah Corona justru menimbulkan kecemasan bahkan kepanikan di kalangan masyarakat,” ungkapnya.
Din menegaskan, dibandingkan negara-negara maju, langkah pemerintah termasuk lambat. dia mencontohkan Inggris, Italia, Amerika Serikat, atau Singapura yang bersifat jujur dan terbuka.
Bahkan negara-negara itu tidak segan-segan menyatakan darurat Corona sehingga mendeklarasikan kota-kota tertentu dinyatakan tertutup (lock down). “Jelas sekali beda antara keterbukaan dan ketertutupan, serta kejujuran dan ketakjujuran,” sindir Din Syamsuddin.
Ketakjujuran dan ketakterbukaan pemerintah sejak awal tentang wabah Corona disayangkan Din Syamsuddin. “Padahal itu merupakan masalah dan ancaman bersama, membawa kita tidak akan memecahkan masalah, dan hanya akan menimbulkan masalah baru,” tuturnya soal cara pemerintah atasi Virus Corona.
Pertanyakan BIN di Satgas Corona
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadyah tahun 2005-2015 itu juga mempertanyakan dilibatkannya BIN dalam Satgas Penanganan Virus Corona (Covid-19).
“Suatu hal yang patut dipertanyakan, karena bagi sebagian orang tidak logis dan appropriate (tidak pas), adalah pemerintah justru melibatkan Badan Intelijen Negara (BIN) dalam penanggulangan wabah Corona,” kritiknya.
Menurut Din Syamsuddin, sebenarnya yang lebih relevan untuk itu adalah melibatkan, selain kementrian kesehatan. Juga perguruan tinggi dengan berbagai jurusannya. Baik untuk observasi, analisis, maupun penyiapan teknologi relevan.
“Tapi itulah yang telah terjadi. Kritik ini perlu disampaikan karena masalah yang dihadapi adalah masalah bersama,” kata Din Syamsuddin.
Menurut dia, tidak ada yang boleh berpretensi dapat mengatasinya sendiri. Bukan pemerintah dan bukan organisasi atau lembaga manapun. “Penyelesaian masalah haruslah dalam kebersamaan yang jujur dan terbuka antara berbagai elemen bangsa,” ujarnya sambil mengajak merenungkan sebuah hadits Nabi SAW:
“Berlaku jujurlah karena kejujuran membawa kepada kebenaran, dan kebenaran mengantarkan ke surga. Hindarilah ketakjujuran (kebohongan) karena ketakjujuran itu membawa kepada keburukan, dan keburukan mengantarkan ke neraka.” (*)
Editor Mohammad Nurfatoni.