Temukan pembasmi tikus agar tak ada lagi korban jiwa yang kesetrum listrik. Itulah yang dilakukan Abdul Hakim dengan penemuannya Ratfoq.
PWMU.CO – Tepuk tangan membahana cukup panjang ketika Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan H Shodikin MPd meluncurkan alat ampuh pembasmi tikus dengan pengasapan.
Dalam acara yang berlangsung di Pondok Pesantren Muhammadiyah Pataan, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan Sabtu (14/3/2020) itu, Shodikon secara simbolis memberikan satu alat bernama ‘Ratfoq’ kepada Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Sambeng Fadlan.
Sebanyak 250 peserta yang berasal dari tujuh Pimpinan Cabang Muhammadiyah di Lamongan menyambut gembira peristiwa itu. Mereka berasal dari Sambeng, Ngimbang, Mantup, Kembangbahu, Modo, Sukorame dan Bluluk.
Kegembiraan itu tak lepas dari masalah yang selama ini dihadapi petani padi. Hama tikus menjadi musuh yang sulit dibasmi. Penggunaan setrum listrik untuk membasminya sering malah menelan korban manusia. Dan Ratfoq bisa menjadi solusi.
Kisah di Balik Temukan Pembasmi Tikus
Dihubungi PWMU.CO, Sabtu (14/3/2020) , Abdul Hakim (60 tahun), penemu dan perakit Ratfoq mengaku ide menciptakan alat itu muncul lima bulan yang lalu.
Menurutnya, semuanya berawal dari keluhan para petani yang kesulitan membasmi hama tikus. Berbagai cara sudah ditempuh. Mulai menjaga, mengobati, memagari hingga dua meter, hingga memakai setrum listrik. Namun cara ini tidak efektif.
“Bahkan ada yang depresi, karena melihat tetangga yang sama-sama petani kesetrum listrik pembasmi tikus yang mereka pasang sendiri,” cerita guru di MTs Muhammadiyah 7 Takerharjo, Kecamatan Solokuro, Lamongan ini.
Kondisi petani yang sering gagal panen bahkan mengembalikan modal saja tidak bisa, menjadi pemikiran mendalam bagi Hakim.
Diam-diam bapak tiga anak ini—Lisyi’matil Labibah, Fatayil Shiham, dan Fattayil Qoyyim—ini melakukan berkali-kali uji coba. Akhirnya dia berhasil. Beberapa petani juga sudah mencobanya. Tingkat keberhasilannya mencapai 90 persen.
Hakim yang juga guru MA Muhammadiyah 8 Takerharjo ini memang suka mengutak-atik alat. Dia selalu mencoba hal-hal apa saja yang terlintas dipikiranku. “Aktif utek-utek opo wae seng ono nok ngarepku,” ujarnya dalam bahasa Jawa sola kesehariannya.
Diproduksi Lazismu Lamongan
Hakim menerangkan, alat bergambar gajah ini pemakaianya sangat mudah. Suara mesinya nyaris tidak terdengar. Selain itu juga ramah lingkungan dan hemat biaya. Sebab bahan bakarnya dari oli bekas dan campuran solar.
Dia menjelaskan, bahan bakar tersebut disemprotkan alias diasapkan di lubang-lubang tikus. Lubang-lubang tikus itu lalu ditutup dengan tanah seadanya. “Otomatis tikus mati,” jelasnya. Hakim juga menjelaskan, selain membasmi tikus, Ratfog juga bisa membasmi nyamuk dan serangga lain. Hakim memberi saran, saat menggunakan ini pemakai dianjurkan memakai masker.
Melihat karya kreatif dan langka ini, Lazismu Lamongan merespon dengan memproduksinya. Untuk sementara dalam jumlah terbatas.
“Kami sungguh mengapresiasi karya putra terbaik Muhammadiyah ini. Saatnya nanti kami akan memproduksi secara massal dan akan melakukan grand launching menunggu momen mau panen sekaligus sosialisasi zakat pertanian” ungkap Manajer Lazismu Lamongan, Irvan Shaifullah.
Bentuk kepedulian Lazismu adalah memberikan modal secukupnya untuk pembuatan alat tersebut. Produksi dilakukan Hakim dan beberapa karyawannya. Pembuatannya tergolong cepat, dalam waktu satu bulan bisa mencapai 50 unit.
Ketua Pimpinan Daerah Ikatan Peajar Muhammadiyah (IPM) Lamongan periode 2016-2018 ini, ikut merasakan keprihatinan mendalam atas kondisi petani yang terpuruk. “Semoga alat ini bisa membantu ekonomi mereka,” ujarnya. (*)
Penulis Mohamad Su’ud. Editor Mohammad Nurfatoni.