PWMU.CO – Sedih dan ikut berduka, itulah yang dirasakan siswa-siswi SD Muhammadiyah 6 Gadung Surabaya. Setelah mendengar berita duka meninggalnya almarhumah Sri Puji Rahayu, yang tidak lain adalah Ibu kandung dari Norma Setyaningrum SPd, salah seorang guru pengajar bahasa Arab dan ke-Muhammdiyahan (Ismuba) di SDM 6 Gadung.
Mendengar berita itu, guru dan peserta didik yang duduk di kelas 4, 5 dan 6 pun langsung melakukan shalat ghaib sebagai bentuk kewajiban atas sesama muslim. Shalat ghaib pun dilaksanakan setelah kegiatan Taman Pendidikan Al qur’an (TPA) berakhir, Kamis (11/8) pagi kemarin.
(Baca: Ini Dia Cara Shalat Gerhana dan Mengangkat Tangan atau Tidak dalam Takbir Tambahan Shalat Idul Fitri-Adha?)
Almarhumah Sri Puji Rahayu yang berdomisili di Klaten, Jawa Tengah ini sendiri meninggal dunia, Rabu malam (10/8) sekitar pukul 09.00. Setelah almarhumah dirawat di Rumah Sakit (RS) Angkatan Laut (AL) Surabaya.
“Semua yang hidup pasti akan meninggal dan akan kembali kepada Tuhannya (Allah swt). Setelahnya akan ada kehidupan lain yang lebih abadi. Semoga almarhum khusnul khotimah,” ujar Zainul Masduki, Kaur Ismuba dalam sambutannya sebelum melaksanakan shalat ghoib.
(Baca:Kenapa Orang yang Kelupaan Sesuatu Mudah Ingat saat Shalat? Berikut Penjelasannya dari Aspek Ilmu Otak dan Khusyuk Jadi Terpenting dalam Shalat Gerhana)
Zainul menambahkan, shalat jenazah maupun shalat ghaib ini sebagai bagian dari kewajiban kita sebagai seorang muslim kepada muslim lainnya. Selain itu, lanjut Zainul shalat ghaib ini dimaksudkan untuk mengajarkan kepada peserta didik cara yang benar untuk menjalankan shalat ghaib.
”Selain sebagai bentuk kewajiban kita, ini juga sebagai bentuk pembelajaran sekolah, terutama tentang materi ajar shalat ghaib di kelas 6,” tambah Masduki. Dalam shalat ghaib yang dilaksanakan di masjid sekolah tersebut, bertindak sebagai imam untuk sholat ghaib ini adalah ustad Basirun, selaku guru SDM 6 Gadung.(aan)