PWMU.CO – Libur Covid- 19, santri Panti Asuhan Tunas Harapan Panarukan Situbondo tetap di asrama. Pengasuh Panti Asuhan Tunas Harapan Subiyanto SPdi mengimbau semua santri agar tidak keluar dari asrama, kecuali kepentingan yang sangat mendesak.
“Bahkan orangtua pun diupayakan untuk tidak menjenguk santri terlebih dahulu, sampai keadaan mulai membaik,” ujarnya, Rabu (18/3/20).
Baginya, keadaan seperti ini memang sangat sulit, namun semua santri terus bekerja sama untuk menjaga pola hidup sehat. Ia mengatakan, santrinya tetap mengikuti imbauan dari pengasuh, berusaha untuk meminimalisir adanya penularan Covid-19. “Sebagian santri mulai mengkonsumsi air hangat untuk menaikkan suhu tubuh,” kata dia.
Dengan adanya libur Covid-19 ini, Subiyanto mengaku tidak mengganggu kegiatan internal santri, seperti shalat berjamaah, murajaah hafalan, mengaji kitab, dan lainnya. “Semua santri tetap antusias melaksanakan kewajiban masing-masing,” ujarnya.
Aktivitas Libur di Pondok
Diceritakan, pagi hari usai shalat Subuh, semua santri membaca al-Quran dan murajaah hafalan secara berkelompok. Kegiatan ini dilaksanakan sampai pukul 05.15 WIB. Kemudian ada kegiatan piket membersihkan lingkungan asrama.
Usai melaksanakan piket, lanjut Subiyanto, santri SMP melakukan pembelajaran online melalui WhatsApp. Sedangkan santri lainnya belajar secara offline membaca buku pelajaran yang dimiliki.
Ia menambahkan, para santri juga mulai belajar kitab kuning yang dibimbing oleh pengasuh. Di antaranya Nurul Yaqin, Akhlaqu Lil Banaat, Tuhfatul Athfal, dan lainnya. Diawali dengan menirukan bacaan kitab hingga mendengarkan penjelasan pengasuh dan menulis maksud dari bab yang dikaji.
Menurut Subiyanto, hal ini termasuk hal yang baru bagi santri, apalagi sebelumnya belum pernah mengikuti kajian kitab kuning. “Tapi sebagian besar santri merasa senang dan tertarik dengan adanya ilmu baru ini. Mereka merasa menemukan sesuatu yang baru,” ungkapnya.
Leli Puspa Yulia Sari, salah satu santri mengaku senang belajar kitab kuning. “Bisa mempelajari apa yang belum pernah saya dapatkan di rumah,” kata dia.
Penulis Nur Hasanah. Co-Editor Ria Pusvita Sari. Editor Mohammad Nurfatoni.