PWMU.CO – Panti tunanetra ini produksi masker untuk memenuhi kebutuhan alat pelindung diri bagi para relawan. Krisis Covid-19 menyebaban masker langka di pasar.
Dalam membuat masker, Panti Asuhan Tunanetra Terpadu Aisyiyah Ponorogo itu bekerja sama dengan Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) dan didukung oleh Lazismu.
Wakil Kepala Panti Tunanetra Ustadz Hadianto menjelaskan, produksi masker kain tahap pertama sebanyak 50 lembar ini akan diberikan untuk para relawan MCCC. “Selanjutnya untuk kebutuhan sosial hadapi krisis Covid-19,” ujarnya Jumat (27/3/2020).
Dia menjelaskan, santri-santri yang membuat masker di tengah melonjaknya harga ini adalah mereka yang mengikuti pelatihan menjahit angkatan pertama.
“Panti ini memiliki beberapa ketrampilan yang diberikan untuk anak asuh. Salah satunya menjahit yang diwadahi dalam suatu lembaga kursus dan pelatihan yang diberi nama LKP Moulina,” terangnya.
Dia menambahkan, meski namanya panti asuhan tunanetra, tapi tidak semua anak asuhnya para tunanetra. Ada yang yatim, piatu, dan dhuafa. “Jadi santri yang bisa melihat yang membuat,” terangnya.
Ustadz Hadianto mengapresiasi MCCC yang mau bekerja sama dengan panti asuhan tunanetra dalam pembuatan masker ini. Menurutnya, kegiatan ini sangat berguna. Selain untuk mengasah keterampilan anak asuh untuk menjahit, juga sangat bermanfaat untuk orang lain.
“Ya, harapan saya keterampilan anak-anak terus berkembang dan bisa memberi manfaat untuk yang membutuhkan,” tuturnya.
Sambil Menyelam Minum Air
Camelia Putri Hasna, salah satu santri, sangat senang bisa terlibat dalam kegiatan ini. “Selain bisa menerapkan ilmu jahit, kita juga bisa memberi manfaat bagi yang membutuhkan. Apalagi beberapa hari ini kita memang diminta belajar di rumah dari sekolah. Jadi nggak bosen di panti,” katanya Rabu (25/3/2020).
Sementara Maryati, salah satu pengurus yang ikut dalam kegiatan ini, mengungkapkan, “Anak-anak memang sangat antusias dengan adanya kegiatan ini.”
Dia menerangkan, selama libur ini memang anak-anak bingung mau ngapain. Keluar juga tidak bisa karena memang kondisinya sedang lockdown. Jadi dengan adanya jahit masker ini semacam ‘sambil menyelam minum air’. Bisa mengisi waktu luang yang bermanfaat,” jelasnya. (*)
Penulis Ismini. Editor Mohammad Nurfatoni.