PWMU.CO – Siswa Jawa membuat poster bertema Corona berbahasa Bali. Dinaura Aleycia Frilcita, siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 4 Tanggul (Muhata) Jember itu mengaku membuatnya sendiri di rumah.
Guru Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) Humaiyah mengatakan, pihaknya memberikan tugas membuat poster sejak satu pekan yang lalu. “Alhamdulillah, rata–rata kalimat dan gambar sudah benar. Bagaimana menghindari dan pencegahan terhadap virus yang sedang merebak itu,” jelasnya usai memeriksa hasil poster siswa, Sabtu (4/4/20).
Humaiyah mengaku ada satu poster yang menurutnya kurang jelas saat. “Fotonya terlalu jauh dan kalimat poster yang tidak terbaca jelas,” ungkapnya sambil berulang kali membetulkan kaca matanya.
Ia pun mencoba menghubungi siswanya via WhatsApp.
“Nduk, tolong foto lagi postermu. Kalimatnya tidak terlihat jelas oleh bu guru,” pinta Humaiyah kepada Dinaura Aleycia Frilcita.
“Baik Bu,” balas Lily, sapaannya.
Tak lama kemudian terkirim lagi poster dengan gambar dan tulisan lebih jelas.
Setelah memperhatikan dengan seksama, Humaiyah baru menyadari jika poster tersebut berbahasa Bali. Ia heran, mengapa Lily yang asli Jawa, bisa membuat poster berbahasa Bali.
“Nduk, siapa yang mendampingi saat buat poster?” tanya Humaiyah via pesan WhatsApp.
“Sendiri bu, saya lihat terjemahan Bahasa Bali dari google,” jawab Lily.
Membaca jawaban itu, Humaiyah tersenyum bangga. “Siswa kreatif,” gumamnya.
Untuk memastikan tata bahasa Bali dan artinya, Humaiyah mencoba menghubungi saudaranya di Bali, Asih Trisnawati SE. Akunting Finansial di salah satu perusahaan di Denpasar itu sudah lama tinggal di Bali. Ia tersenyum melihat poster siswa, lalu menerjemahkannya.
Terjemah Kalimat dalam Poster
Sering wangsuhin tangan antuk sabun (Sering–sering cuci tangan pakai sabun).
Sampunang ngantung prerai tangan nenten resik (Jangan menyentuh wajah dengan tangan sebelum tangan bersih).
Yening mabaosan sampunang nampek, yening dados amater dohne (Kalau berbincang – bincang jangan terlalu dekat, kalau bisa satu meter jaraknya).
Anggen masker yening pilek, yening nenten, takep irung rikale makokokan lan mabangkis (Pakai masker jika pilek, jika tidak pakai masker, tutup hidung saat batuk atau bersin).
Yening dados meneng ring jumah soang–soang, medal yening wenten sane mabuat (Kalau bisa diam di rumah masing–masing, keluar jika ada keperluan mendesak).
Humaiyah mengapresiasi poster karya siswa Jawa itu. “Sungguh kreatif, Lily. Poster buatanmu membuat bu guru belajar Bahasa Bali. (*)
Penulis Humaiyah. Co-Editor Ria Pusvita Sari. Editor Mohammad Nurfatoni.