PWMU.CO – Festival Kaligrafi Zona Merah digelar SMP Muda Surabaya yang diikuti siswa kelas VII tentang seni menulis Arab indah secara daring.
Festival yang digelar SMP Muhammadiyah 2 (SMP Muda) Surabaya ini merupakan bentuk kreativitas guru saat siswa mengikuti pembelajaran daring (dalam jaringan) di rumah.
Semenjak pekan kedua bulan April Surabaya ditetapkan sebagai zona merah oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur karena wabah Covid 19, seluruh kegiatan belajar mengajar di sekolah diliburkan dan diganti dengan belajar di rumah.
Hal ini yang menuntut guru SMP Muda menyiapkan berbagai metode pembelajaran yang mampu menampung kreativitas siswa dalam belajar.
Tentu hal ini berdampak pada semangat dan kreativitas para siswa. Salah satunya adalah guru bahasa Arab, Umar Hamzah Bs.
Dia mencoba untuk membuat kreativitas siswa tetap terasah sekaligus mencari bibit baru yang memiliki kemampuan dalam seni menulis bahasa Arab indah.
“Festival ini didasari pingin membuat tugas yang berbeda. Maka, tugasnya diberi judul Festival Kaligrafi Zona Merah yang diberikan pada siswa kelas VII,” ujarnya saat diwawancarai PWMU.CO, Jumat (10/4/20).
Dijelaskan, kaligrafi adalah salah satu pembelajaran agar siswa tahu tulisan Arab berkaidah dan tidak asal menulis.
Selain itu, lanjutnya, melatih bakat dalam seni menggambar dan dapat melatih kesabaran dan ketelitian dalam menulis serta sebagai sarana sosial dan dakwah.
Umar memaparkan dalam masa-masa seperti sekarang ini, melalui kaligrafi Arab diharapkan dapat menghilangkan stress yang berlebihan. Mengisi waktu luang dengan sesuatu yang berhubungan dengan sosial dan dakwah siswa serta dapat selalu mengingat ayat-ayat Allah dan hadits Rasulullah SAW.
Respon Siswa terhadap Festival Kaligrafi
Zidan Rafif siswa kelas VII saat ditanya melalui percakapan WhatsApp dengan wali kelas Drs Bunyani mengatakan kegiatan belajar di rumah (BDR) dengan tugas membuat kaligrafi membuat saya senang.
Zildan mengatakan dengan adanya tugas tersebut saya dapat belajar membuat kaligrafi dengan baik. Hal tersebut tak luput dari kerjasama dan bantuan dari orangtua.
“Stay home dari musibah Corona ini mempunyai manfaat bagi saya selain memutuskan rantai wabah, sisi lain dapat mempererat hubungan keluarga antara anak dan orangtua,” ungkapnya.
Semoga, harapnya, wabah virus Corona ini segera berakhir. “Saya sudah kangen dengan aktivitas di sekolah bercanda dengan teman dan menanti pembelajaran lansung dari guru-guru tercinta,” ungkap dia.
Hal senada juga disampaikan Charmine Noorrafliza Aldriyanto. Siswi kelas VIII mengatakan tugas ini seru karena ia sangat menyukai kaligrafi meskipun susah. Ia juga belajar mencetak kaligrafi dengan ayahnya.
“Stay home yang lama ini bikin aku lebih banyak spending time with my family and pet, meskipun lama-lama juga bosen di rumah terus tidak bisa ke mana-mana,” jelasnya.
Cewek yang jago Tapak Suci ini berharap wabah Virus Corona ini semoga cepat selesai dan semoga kita semua bisa survive di keadaan ini. Aku pengin sekolah lagi dan melakukan aktivitas luar yang lainnya.
Inilah Para Juara Festivalnya!
Setelah terkumpul semua hasil karya siswa-siswi, maka dipilihlah lima karya kaligrafi terbaik. Dra Ida Indahwati Waliulu selalu penilai memilih lma karya terbaik yang menjadi pemenang dalam Festival Kaligrafi Zona Merah.
Berikut para juara festival kaligrafi:
- Zidane Rafif Farhan kelas VII C
- Ahmad Kishan Kiandra Parenrengi kelas VII C
- Charmine Noorrafliza Aldriyanto kelas VII D
- Suad Khalid kelas VII E
- Daffa Aura Syarifah kelas VII F
Selamat untuk para juara! (*)
Penulis Yunan Imannu. Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.