PWMU.CO– Relawan medis Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) Jawa Timur membutuhkan baju hazmat (hazardous materials suit) 32.000 potong untuk menangani pencegahan menularnya virus Corona.
Baju hazmat diperlukan oleh dokter, perawat, dan tenaga medis lainnya di 32 Rumah Sakit dan Klinik Muhammadiyah-Aisyiyah. Jumlah baju hazmat itu untuk kebutuhan sebulan.
Hal itu disampaikan Ketua MCCC Jawa Timur Ir Tamhid Masyhudi dihubungi Sabtu (11/4/2020). Dia mengatakan, telah mendata seluruh rumah sakit dan klinik Muhammadiyah-Aisyiyah soal kebutuhan peralatan. ”Semuanya telah mengajukan peralatan yang dibutuhkan untuk penanganan Covid-19,” katanya.
Dia menjelaskan, berdasar Surat Keputusan Gubernur ada tujuh RS Muhammadiyah-Aisyiyah di Jatim yang jadi rujukan Covid-19. Tujuh itu adalah RS Muhammadiyah Lamongan, RS Siti Khodijah Sepanjang, RS Ahmad Dahlan Kota Kediri, RS UMM Malang, RS Aisyiyah Malang, RSI Aisyiyah Madiun, dan RS Aisyiyah Ponorogo.
”Menurut SK Gubernur, rumah sakit yang ditunjuk menjadi rujukan pasien Covid-19 akan menerima bantuan peralatan dari pemerintah, tapi rumah sakit dan klinik lainnya yang tidak masuk SK ternyata juga menangani pasien ODP dan PDP,” ujarnya.
ODP adalah orang dalam pantauan. PDP adalah pasien dalam pantauan. Ketika ada pasien yang berstatus demikian berobat ke RS-Klinik Muhammadiyah maka semua penanganan memakai protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah. Seperti memakai baju hazmat, sarung tangan karet, dan lainnya.
”Pasien tiap hari berdatangan sehingga sewaktu-waktu ada yang diduga terpapar Corona langsung ditangani dengan alat pelindung diri (APD) yang sekali pakai itu,” tambahnya.
APD Bantuan Pemerintah
Diterangkan, RS Muhammadiyah Lamongan, RS Siti Khodijah Sepanjang, dan RS Ahmad Dahlan Kota Kediri yang sudah masuk sebagai RS rujukan penyakit infeksi emerging Covid-19 terdahulu telah menerima APD dari pemerintah.
Empat RS yang baru masuk sebagai rujukan yaitu RS UMM Malang, RS Aisyiyah Malang, RSI Aisyiyah Madiun, dan RS Aisyiyah Ponorogo mendapat undangan menerima APD di Grahadi Sabtu malam ini.
Tamhid memaparkan, selain baju hazmat, APD lain yang dibutuhkan seperti masker N95 sebanyak 4.800 box, masker bedah 600 box, hanscoon (sarung tangan karet) bedah 32.000 potong, hanscoon non steril 8.000 box, face shield 8.000 pasang, sanitizer 640 liter.
Ditambah lagi kebutuhan makanan untuk 10.000 tenaga medis sekitar Rp 3 miliar sebulan. Makanan ini sangat penting agar stamina dan imunitas relawan harus prima untuk menangkal virus masuk ke tubuhnya.
Tamhid menuturkan, pengadaan APD di tengah wabah Corona ini sangat tinggi. Apalagi semua barang itu harganya naik drastis. Semua pengeluaran biaya ini ditanggung oleh rumah sakit dan klinik sendiri. ”Jadi beban biaya rumah sakit-klinik sekarang ini sangat tinggi selain operasional sehari-hari,” katanya.
Karena itu MCCC, sambung dia, akan fundrising ke masyarakat untuk membantu pengadaan APD yang dibutuhkan untuk relawan medis. ”Mereka bekerja di garda depan rentan tertular virus dari pasien karena itu pengadaan APD kebutuhan mutlak,” tegasnya lagi. (*)
Penulis/Editor Sugeng Purwanto