PWMU.CO – Positif, PDP, dan ODP yang ada d Jawa Timur terus bertambah. Demikian data Covid-19 yang di-update Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur, Sabtu (11/4/2020)
Jumlah pasien positif Covid 19 kini menjadi 267 orang. Sebab sehari sebelumnya ada 256 yang positif. Jadi ada tambahan 11 orang.
“Sebelas orang tersebut rinciannya 1 dari Kabupaten Probolinggo, 2 dari Kabupaten Lumajang, 7 Kabupaten Pasuruan dan 1 Kabupaten Jember,” kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Gedung Grahadi, Sabtu (11/4/2020).
Selain kenaikan pasien positif, jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) telah mencapai 1.394 yang sebelumnya 1.333. Berarti ada kenaikan 61 kasus. Sedangkan orang dalam pemantauan (ODP) naik dari 13.006 menjadi 13.658. Jadi ada tambahan 652 orang.
Namun demikian, kata Khofifah ada pasien yang juga sembuh. “Alhamdulillah ada 2 orang yang sembuh yakni 1 dari Kota Batu dan 1 dari Kota Surabaya. Jadi total yang sembuh 65 atau setara 24,33 persen. Namun ada juga 4 orang yang meninggal. Jadi total 26 meninggal atau setara 9,73 persen,” jelas dia.
Khofifah kembali menekankan kepada warga Jatim untuk tetap tinggal di rumah dan mengenakan masker bila bepergian. “Wabah ini belum bisa diatasi maka kesadaran masyarakat sangat dibutuhkan,” kata mantan Menteri Sosial itu.
Khofifah menyampaikan mungkin banyak yang bosan tinggal di rumah dan ingin work from hotel. ” Hal ini digunakan oleh orang yang sudah sembuh dan dinyatakan negatif. Harganya murah sekali dengan durasi 14 hari untuk melakukan relaksasi,” ujarnya.
MCCC Jatim Butuh 32 Ribu Hazmat
Ketua Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) Jawa Timur Ir Tamhid Masyhudi mengatakan, relawan medis (MCCC) Jawa Timur membutuhkan baju hazmat (hazardous materials suit) 32.000 potong untuk menangani pencegahan menularnya virus Corona.
Dia telah mendata seluruh rumah sakit dan klinik Muhammadiyah-Aisyiyah soal kebutuhan peralatan. ”Semuanya telah mengajukan peralatan yang dibutuhkan untuk penanganan Covid-19,” katanya, Sabtu (11/4/2020).
Baju hazmat diperlukan oleh dokter, perawat, dan tenaga medis lainnya di 32 Rumah Sakit dan Klinik Muhammadiyah-Aisyiyah. “Jumlah baju hazmat itu untuk kebutuhan sebulan,” ujarnya.
Dia menjelaskan, berdasar Surat Keputusan Gubernur ada tujuh RS Muhammadiyah-Aisyiyah di Jatim yang jadi rujukan Covid-19. Tujuh itu adalah RS Muhammadiyah Lamongan, RS Siti Khodijah Sepanjang, RS Ahmad Dahlan Kota Kediri, RS UMM Malang, RS Aisyiyah Malang, RSI Aisyiyah Madiun, dan RS Aisyiyah Ponorogo.
”Menurut SK Gubernur, rumah sakit yang ditunjuk menjadi rujukan pasien Covid-19 akan menerima bantuan peralatan dari pemerintah, tapi rumah sakit dan klinik lainnya yang tidak masuk SK ternyata juga menangani pasien ODP dan PDP,” ujarnya.
ODP adalah orang dalam pantauan. PDP adalah pasien dalam pantauan. Ketika ada pasien yang berstatus demikian berobat ke RS-Klinik Muhammadiyah maka semua penanganan memakai protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah. Seperti memakai baju hazmat, sarung tangan karet, dan lainnya.
”Pasien tiap hari berdatangan sehingga sewaktu-waktu ada yang diduga terpapar Corona langsung ditangani dengan alat pelindung diri (APD) yang sekali pakai itu,” tambahnya. (*)
Kontributor Faishol Taselan dan Sugeng Purwanto. Editor Mohammad Nurfatoni.