Ucapan Hauqala Tutup 99 Pintu Keburukan ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami (Yamais), Masjid al-Huda Berbek, Waru, Sidoarjo.
PWMU.CO – Kajian ini berdasarkan hadis riwayat ath Tahbarani dan Ibnu ‘Asakir.
عن ابن عباس رضي الله عنهما أنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم: أَكْثِرُوا مِنْ قَوْلِ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ؛ فَإِنَّهَا مِنْ كُنُوزِ الْجَنَّةِ… فَإِنَّهَا تَدْفَعُ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ بَابًا مِنَ الضُّرِّ، أَدْنَاهَا الْهَمَّ وَالْفَقْر. أخرجه الطبراني وابن عساكر
Dari Ibnu Abbas RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Perbanyaklah mengucapkan laa haula walaa quwwata illa billah, karena kalimat itu merupakan perbendaharaan surga. Dan kalimat itu menolak (menutup) 99 pintu kemudharatan, yang paling rendah adalah kesedihan dan kefakiran.”
Hauqalah bermakna mengucapkan laa haula walaa quwwata illa billah yakni tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah.
Kalimat ini merupakan bentuk kepasrahan kepada Allah secara totalitas. Bahwa diri ini tidak memiliki daya dan kekuatan kecuali semua itu berasal dari sumber kekuatan utama. Yaitu Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Kalimat ini begitu ringan diucapkan dan semua kita kaum muslimin tidak asing dengan kalimat ini.
Tentu dalam mengucapkan semua kalimat thayyibah haruslah disertai dengan rasa mendekatkan diri kepada Allah.
Menyadari dengan sepenuh hati akan posisi diri di hadapan Sang Maha Agung dan Maha Mengawasi. Tanpa ada rasa yang demikian maka ucapan itu hanyalah sekedar ucapan tanpa membekas dalam hati.
Dalam redaksi yang lain juga ada tambahan al’aliyyil ‘adhim Yang Maha Tinggi dan Maha Agung, maka ini pun diperkenankan. Sehingga boleh dibaca laa haulaa walaa quwwata illa billah atau dengan tambahan laa haulaa walaa quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘adhiim.
Menutup 99 Pintu Kemudharatan
Hadits di atas menjelaskan bahwa kalimat hauqala itu merupakan bagian dari perbendaharaan surga. Dan manfaatnya adalah dapat menolak atau menutup pintu kemudharatan atau sesuatu yang dapat membahayakan.
Di situ dijelaskan bahwa kemudharatan (keburukan) itu ada 99 pintu, di mana yang paling rendah adalah merasa gelisah dan juga merasa fakir.
Merasa gelisah berarti merasa galau dalam hati disebabkan oleh masalah yang sedang menimpanya. Atau kekahawatiran yang berlebihan terhadap sesuatu yang akan dialaminya.
Maka dengan mengucapkan kalimat hauqala ini dengan sepenuh hati akan menjadikan rasa galau tersebut menjadi sirna. Karena akan dapat mengembalikan suasana hati untuk senantiasa pasrah terhadap keadaan apapun yang menimpa.
Semua itu akan dijalaninya dengan penuh optimis dan prasangka baik kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Alhamdulillahi ‘ala kulli haal segala puji bagi Allah atas setiap keadaan.
Jangan Takut Fakir
Merasa fakir juga demikian. Khawatir terhadap kefakiran yang akan dialaminya. Seolah rezeki Allah akan berhenti atau semakin merasa kecil saja anugrah yang diberikan kepada kita.
Padahal jika jatah rezeki sudah habis tentu seseorang akan meninggal dunia, karena sudah tidak ada lagi jatah rezekinya.
Demikian pula jika mengalami kesempitan rezeki, maka hal itu bukanlah sebagai seolah hukuman baginya. Akan tetapi hal itu adalah bagian dari sesuatu yang harus diambil hikmah untuk terus taat kepada Allah, tanpa juga harus berkurang ketaatan kepada-Nya.
Sehingga kalimat laa haula walaa quwwata illaa billah merupakan kalimat ‘sakti’ untuk menghadapi berbagai masalah dalam kehidupan ini.
Sungguh tatkala seorang hamba mampu bersandar kepada Allah dengan sebenar-benarnya bersandar, maka kebahagiaanlah yang akan dirasakan dan jauh dari rasa gundah-gulana atau geliasah atau dalam bahasa sekarang adalah galau.
Dalam hal ini sebagaimana firman Allah:
فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ ۖ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ
“Jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah: “Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki ‘Arsy yang agung.” (at Taubah: 129).
Bekal Hadapi Tantangan Dakwah
Dalam medan dakwah mengajak orang untuk beriman dan taat kepada Allah dan Rasulullah. Banyak rintangan dalam hal ini. Maka kita pun diperintahkan untuk pasrah kepada Allah. Karena Allahlah yang akan menjadi hakim dalam setiap keputusan.
Banyak hadits yang berkaitan dengan kalimat hauqala ini. Semuanya menjelaskan tentang manfaat kalimat ini jika dibaca dengan penuh kesadaran dan penghayatan.
Dan itulah wujud dari sekian banyak bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-hamba-Nya, tinggal bagaimana seorang hamba mampu memanfaatkan dengan baik semua ijazah wirid yang telah diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.
Sebagaimana hadits yang diriwayatkn Imam Thabrani dan Ibnu ‘Asakir yang lain yang juga bersumber dari Abu Hurairah. Rasulullah bersabda: “Wa man abtha’a ‘anhu rizkuhu falyuktsir min qauli laa haula walaa quwwata illa billah. Barang siapa yang merasa mulai sempit rezekinya maka perbanyaklah membaca laa haula wa laa quwwata illa billah.
Semoga kita diselamatkan oleh Allah dari wabah Covid 19 ini dan dapat memasuki bulan suci Ramadlan 1441 Hijriyah dengan menambah ketaatan kepada-Nya.
Artikel Ucapan Hauqala Tutup 99 Pintu Keburukan ini semoga bermanfaat. Amin. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni.
Tulisan ini adalah versi online HANIF edisi 35 Tahun ke-XXIV, 17 April 2020/23 Sya’ban 1441 H. Hanif versi cetak sejak edisi ini tidak terbit karena pandemi Covid-19 masih membahayakan moblitas fisik.