Muhammadiyah Benjeng akhirnya membentuk tim koordinator untuk menindaklanjuti ide ini. Tugas dari tim ini, menyiapkan konsep dan rencana aksi. Ditunjuk sebagai koordinator adalah Ram Surahman. Anak muda dengan latar belakang sebagai jurnalis.
Langkah aksi pun kemudian digeber dengan menghimpun dana warga Persyarikatan Caranya? digulirkan gerakan semut. Kenapa semut? Ini sebagai filosofi bahwa makhluk kecil ini miliki kekuatan yang patut diperhitungkan bila bersatu. Hewan sebesar gajah pun bakal dibikin tak berkutik. Begitu juga dengan penghimpunan dana ini. Kendati warga Muhammadiyah sedikit namun jika dana mampu dihimpun, dari yang sedikit itu akan besar dan mampu untuk membeli mobil seperti yang diimpikan.
Lewat sosialisai door to door, gerakan ini bersambut. Digerakkan pada November 2014, gerakan ini mampu menjaring 50 donatur dengan donasi bervariasi antara Rp 50 ribu sampai Rp 20 ribu. Jumlah ini dibawah ekspetasi dari 200 donatur dan angka Rp 10 juta yang diharapkan. Tak patah semangat, sosialisasi terus digeber lewat turba.
Kendati jumlah donatur tiap bulan bertambah namun tim tak buru-buru merealisasikan pembelian mobil. “Kami menahan diri dulu. Sambil lihat konsistensi donatur. Pasalnya, dana dari donatur ini yang nanti akan kami pakai untuk membayar angsuran pinjaman. Lha, repot kan kalau nanti jumlahnya naik turun,” beber Ram Surahman.
Setelah fixed, pada Maret 2015, tim mengambil pinjaman sebesar Rp 140 juta dari salah satu bank syariah dengan rekomendasi dari Pak Marindra, salah satu tokoh Muhammadiyah Gresik. Dari sana dibelikan dua mobil yang ada saat ini. Dikatakan Ram, dua mobil yang terbeli itu harganya sekitar Rp 200 juta. Nah, sisa kekurangan dana itu dicarikan pinjaman keroyokan ke pengurus Muhammadiyah dan Aisyiyah.
Saat ini, setiap hari, dua mobil tersebut lalu lalang melayani antar jemput para siswa-siswi Perguruan Muhammadiyah Benjeng. Bebas tanpa dipungut iuran. “Semua di cover dari dana donatur yang kita himpun. Termasuk perawatannya,” ungkap Ram.
Di tahun 2016, Lazismu UPZ Benjeng akan memaksimalkan pengelolaan dana zakat. Ini juga untuk merespon UU Zakat yang akan diberlakukan mulai Maret 2016 ini. “Fungsi kami sebagai pengumpul akan kami optimalkan. Kami sudah dapat sosialisasi dari Lazismu Gresik akan fungsi dan tugas seiring dengan semangat yang termaktub di UU Zakat tersebut,” pungkasnya. (ram surahman)