PWMU.CO – Rekomendasi MCCC Tulungagung untuk pemkab saat bahas strategi mengatasi Covid-19. Rapat terbatas menghadirkan Direktur RSU Muhammadiyah Bandung Tulungagung dr Abu Mardah.
Rapat terbatas Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) sosialisasi Covid-19 dilaksanakan di Poskor MCCC Tulungagung yang hanya dihadiri 10 orang relawan MCCC dan relawan lainnya mengikuti via aplikasi Zoom pada Senin (20/4/2020).
Menurut dr Abu Mardah Virus Corona adalah virus yang penyebarannya melalui droplet di mana droplet itu keluar melalui percikan air saat batuk, bersin, atau berbicara.
Pakai Masker, Jaga Jarak, dan Hindari Rapat
“Sehingga tidak mungkin menular melalui udara bebas atau airbone. Itulah sebabnya kita harus memakai masker dan jaga jarak,” ungkapnya.
Abu Mardah mengimbau agar tidak mengadakan pertemuan karena data menunjukkan 86 persen orang yang positip terinfeksi virus ini tidak menimbulkan gejala atau biasa disebut dengan orang tanpa gejala (OTG).
“OTG ciri-cirinya demam di atas 38 derajat Celsius, batuk ringan, dan pilek ringan,” ujarnya.
Sedangkan 11,3 persen, sambungnya, bisa mengalami gejala sampai demam tinggi dan sesak napas (pnemoni).
“Sebanyak 1,93 persen perawatan kritikal; 0,36 persen diinkubasi dan perlu napas buatan. Kematian 0,32 persen. Dan kematian terbanyak adalah dengan penyakit penyerta dan usia lanjut diatas 60 tahun,” paparnya.
Masyarkat secara umum, lanjutnya, tidak memahami proses penyebaran virus ini sehingga membuat masyarakat takut dan khawatir yang berlebih.
“Saat saya menjenguk rekan sejawat yang positif Covid-19 di Rusunawa IAIN Tulungagung sebagai Rumah Sakit Covid-19, banyak makanan pesanan pasien yang oleh petugas penjaga gerbang tidak diantarkan ke lobibRusunawa karena takut tertular Covid-19. Ini kan tidak logis,” jelasnya.
Fenomena Gunung Es
Berdasarkan penelitian Ferguson, ujarnya, apabila dalam 1 hari ada 1 orang positif menderita Covid-19, maka dalam kurun waktu empat hari akan muncul 2 orang yang positif tertular. Begitu pun selanjutnya dan seterusnya.
”Jadi jika terlaporkan positif hanya sedikit, maka saya yakin sesungguhnya yang tidak terlaporkan banyak. Seperti fenomena gunung es,” imbuhnya.
Sementara itu berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), penduduk Tulungagung 1,12 juta jiwa dengan kepadatan 1.060 jiwa per kilometer persegi dan mempunyai 13 rumah sakit dengan kapasitas bed sejumlah 500 buah.
“Kondisi ini membuat Kabupaten Tulungagung menjadi kabupaten yang sangat rawan. Ada 12.000 lebih TKI yang terdaftar di Dinas Ketenagakerjaan. Diperkirakan akan ada gelombang besar TKI mudik di hari raya idul fitri ini,” urainya.
Rekomendasi untuk Pemkab
Di Tulungagung, lanjutnya, penemuan kasus positif Covid-19 mulai dilaporkan tanggal 29 Maret 2020 ada 1 kasus dan sampai tanggal 20 April 2020 terdata 16 orang dengan kematian 0. “Jika penanganannya masih seperti ini, maka saya yakin trendnya akan terus naik”.
Untuk itu dr Abu Mardah memberikan beberapa rekomendasi MCCC Tulungagung kepada pemerintah Kabupaten.
“Pertama harus ada penangan lintas sektoral antara Pemkab, TNI dan Polri. Kedua indentifikasi kontak pasien positif Covid-19. Ketiga pelayanan medis sebaik-baiknya oleh RSUD dan RS Swasta. Terakhir keempat penyediaan APD bagi tenaga medis,” tegasnya. (*)
Penulis Hendra Pornama. Co-Editor Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.