PWMU.CO-Karomah dan kesaktian Pak AR Fachruddin di kalangan warga Muhammadiyah tak populer. Sebab tak ada tradisi dan budaya begitu. Tapi ada kejadian dalam kehidupan Pak AR Fachruddin menunjukkan dia itu orang sakti. Punya karomah. Doanya makbul. Juga tak mempan guna-guna dan racun.
Ceritanya, Pak Hardo, orang Pekalongan yang dikenal punya kekuatan supranatural. Bisa menyembuhkan berbagai penyakit. Suatu ketika adiknya sendiri terkena penyakit misterius yakni merasa dikejar makhluk gaib. Segala bacaan sudah dirapalkan tapi penyakit itu tak kunjung hilang. Lalu Pak Hardo datang ke rumah Pak AR di Yogya minta obat untuk menyembuhkannya.
Tentu saja Pak AR tidak mau karena merasa tidak punya kekuatan supranatural untuk menyembuhkan penyakit. Apalagi mengobati penyakit misterius. Tapi Pak Hardo mendesaknya karena yakin Pak AR bisa menyembuhkan.
Akhirnya Pak AR meluluskan permintaan itu. Diminta Pak Hardo membacakan surat al-Fatihah lalu berdoa kepada Allah untuk kesembuhan adiknya. Saran itu dilaksanakan. Hasilnya mengherankan. Setelah dibacakan surat al-Fatihah dan berdoa, adiknya langsung sembuh dari kesurupan.
Kisah lainnya, cerita Fauzi Rahman, orang Kertosono yang pernah kuliah di IAIN Yogyakarta. Saat mahasiswa itu sakit. Lalu bermimpi diberi minum air putih oleh Pak AR. Maka pagi harinya dia langsung ke rumah Ketua (Umum) Pimpinan Pusat Muhammadiyah Jl. Cik Di Tiro 19A.
Begitu bertemu Pak AR, dia langsung meminta air putih. Dia disuruh langsung mengambil air di sumur belakang rumah sebanyak yang dia mau. Saat pulang Pak AR memberi nasihat, kalau sakitnya sembuh itu bukan karena air sumurnya namun semata-mata karena Allah yang menyembuhkan. ”Berdoalah kepada Allah agar sakitnya disembuhkan,” pesannya.
Di kamar kos, dia menuang air itu ke gelas lalu diminumnya. ”Ternyata baru minum segelar air sumur itu sakitku sembuh. Pak AR memang waliyullah,” kata Fauzi.
Tak Mempan Diracun
Cerita lainnya pengalaman sopir kantor PP Muhammadiyah, Rusman. Suatu hari dia diberi buku pedoman manasik haji oleh Pak AR. Rusman diminta mempelajarinya.
Awalnya dia enggan karena mana mungkin bisa naik haji. Gajinya hanya seupil, apakah bisa seorang sopir naik haji. ”Mimpi naik haji pun belum pernah,” kata Rusman.
Tapi Pak AR mendesak Rusman belajar manasik haji. Akhirnya dia mengikuti perintah itu. Ternyata tak lama kemudian dia mendapat rezeki tak terduga sehingga bisa melaksanakan haji.
Cerita lebih seram sewaktu bertugas di Talangbai, Sumatra Selatan, menjadi guru selama 10 tahun. Tiba-tiba Pak AR kedatangan tamu. Seorang pria muda. Tamu ini langsung minta maaf sampai menangis-nangis.
”Ada apa? Bukankah Anda tak pernah melakukan dosa kepada saya?” kata Pak AR.
”Maaf Guru Rozak. Saya pernah memberi racun pada minuman Guru. Bahkan saya pernah mengguna-guna Guru. Tapi Guru Rozak orang sakti. Semuanya tak mempan. Saya minta maaf,” ujar anak itu.
Pak AR memaafkan pemuda itu. Menurut pengakuan Pak AR, tak pernah tahu bahwa ada orang yang mau mencelakainya. (*)
Editor Sugeng Purwanto
Kisah Pak AR ini bisa dibaca juga di buku Pak AR Sang Penyejuk tulisan Syaefudin Simon.