
PWMU.CO – Dalam masalah sportivitas sepakbola, suporter Indonesia boleh iri dengan apa yang dilakukan oleh suporter Celtic Skotlandia ini. Bagaimana tidak, mereka yang kebanyakan non-Muslim ternyata punya solidaritas kuat untuk kemerdekaan Palestina. Ketika kebanyakan warga negara Barat menutup mata terhadap kondisi Palestina, berbeda halnya dengan warga Skotlandia. Berikut adalah laporan kontributor PWMU.CO, Unang Mulkhan, langsung dari Skotlandia.
Ratusan bendera Palestina itu berkibar memenuhi stadion Stadion Celtic Park, saat pertandingan leg pertama playoff Liga Champions antara Celtic melawan klub asal Israel, Hapoel Beer Sheva (17/8). Para pendukung Celtic membawa bendera Palestina ke stadion dan mengibarkannya sebagai bentuk dukungan atas kemerdekaan Negara Palestina. Mereka membentangkannya di sepanjang pertandingan.
(Baca juga: Cerita Prangko “PKO Moehammadijah” Dijadikan Cover Buku Monumental di Inggris dan Islam Tertawa yang Bedakan Islam Indonesia dengan Timur Tengah)
Pengibaran bendera Palestina oleh fans klub sepakbola Celtic Skotlandia ini pada akhirnya memang berakibat pemberian sanksi membayar denda hukuman oleh the Union of European Football Associations (UEFA) pada Celtic. Alih-alih hukuman ini mengendorkan dukungan masyarakat pada kemerdekaan Palestina, tapi memicu solidaritas yang lebih kuat.
Kelompok Brigade Hijau, pendukung fanatik Celtic, justru melakukan penggalangan dana untuk membantu Palestina. Dalam waktu hanya 24 jam, fans Celtic telah mengumpulkan sumbangan sebesar 40 ribu pounsterling, atau setara dengan 52.700 dollar AS. Penggalangan dana oleh fans Celtic ini terus meningkat seiring dengan perjalanan waktu.
(Baca juga: Profesor Barat pun Optimistis pada Muhammadiyah sebagai Masa Depan Cemerlang Islam dan Spring Gathering Muslim Indonesia di Inggris Raya)
Saat berita ini ditulis (25 Agustus pukul 07.00 wib), sumbangan sudah mencapai £149,045, yang kalau dikurskan mencapai Rp 2,608 Miliar dengan 1 pounsterling: 17.500 rupiah. Respon luar biasa dalam penggalangan dana ini menunjukkan kekuatan solidaritas pro-Palestina di kalangan penggemar klub Celtic. Jumlah ini akan terus bertambah karena banyak masyarakat Skotlandia yang ingin memberikan sumbangan di akhir bulan Agustus, setelah mereka mendapatkan gaji dari mereka bekerja.
Menurut pendukung fanatik Celtic, Brigade Hijau, sumbangan ini akan dialokasikan untuk beberapa kegiatan. “Untuk membayar denda klub Celtic dan bantuan Medis Palestina (MAP). Juga disalurkan untuk pusat Lajee, pusat budaya Palestina di Aida Kamp Pengungsi di pinggiran Betlehem,” jelas pendukung fanatik Celtic, Brigade Hijau, lewat siaran persnya.
(Baca juga: Ternyata Tata Negara Bangsa-Bangsa Barat Meniru Konsep Rasulullah dan Ternyata Isu Terorisme Tak Pengaruhi Laju Populasi Muslim di Barat)
Klub sepakbola Celtic dibentuk pada tahun 1887 di Glasgow, Skotlandia oleh Bruder Walfrid, seorang ulama Katolik. Dari awal berdiri, klub ini membantu memberi makan para imigran Irlandia di Glasgow Skotlandia untuk mengurangi kemiskinan. Skotlandia yang merupakan negara Celtic bagian dari Inggris Raya.
Pendukung Celtic mengklaim bahwa mereka ada untuk membela rakyat yang tertindas dan mereka memiliki etos amal yang tinggi. Misalnya solidaritas untuk rakyat Afrika Selatan pada masa apartheid. Dalam pengibaran bendera Palestina, fans Celtic tidak menunjukkan keberpihakan pada kelompok Hamas dan Fatah di Palestina, tetapi mereka ingin menunjukkan solidaritas dengan rakyat Palestina.
Discussion about this post