PWMU.CO – SMA ABSM luluskan lima peserta didik di Tahun Ajaran 2019-2020 ini. (2/5/2020)
Mereka adalah Dea berasal dari Kalimantan, Umay dari Pulau Kangean Sumenep, Rahma dari Banyuwangi, Vici dari Pasuruan, dan Risma dari Mojokerto. Mereka sering disebut “Pandawi” karena hanya berjumlah 5 orang perempuan.
Kepala Sekolah Menengah Atas (SMA) Aisyiyah Boarding School Malang (ABSM) Ekanita Rakhmah SPd menyatakan, tahun ini SMA ABSM meluluskan lima orang peserta didik namun terancam tidak bisa melaksanakan wisuda karena adanya epidemi Covud-19.
“Alhamdulillah, pada tanggal 2 Mei 2020, lima siswi kami telah dinyatakan lulus dari SMA ABSM. Pengumumannya dilakukan via video call yang dilakukan oleh wali kelas mereka,” tutur Ekanita.
Ekanita mengaku bersyukur, di tanggal yang bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) itu sekaligus menjadi hari membahagiakan bagi kelas XII karena telah menyelesaikan seluruh proses pembelajaran selama tiga tahun.
“Pasti ada kesan yang mendalam baik dari siswa maupun ustadz dan ustadzah. Adakala para siswa membuat kami senang, gemes dan perasaan-perasaan lainnya dengan tingkah pola mereka,” katanya.
Harapan Kepala SMA ABSM
Akan tetapi, menurutnya semua itu tetap akan menjadi amalan bagi pengajar untuk selalu mendidik dan mengajar dengan penuh kesabaran dan keikhlasan.
“Kami selalu mendoakan semoga ananda sekalian diberi kelancaran dalam segala hal dan mencapai cita-cita yang diinginkan,” harapnya.
Tak lupa Ekanita juga mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada seluruh dewan ustadz dan ustadzah yang sudah berjuang demi anak didik dalam meraih kesuksesan.
“Semoga amal usaha para ustadz-ustadzah dibalas oleh Allah SWT,” ucapnya.
Dia menjelaskan, walaupun kelima siswi itu datang dari latar belakang yang berbeda, namun mereka sangat kompak dan tetap menyumbangkan prestasi untuk SMA ABSM baik dalam bidang akademik maupun non akademik.
Dia juga berpesan kepada kelima siswi tersebut agar belajar terus-menerus di manapun berada. Karena sejatinya manusia harus belajar sepanjang hayat (long life learning)
“Sejak kita dilahirkan hingga nyawa kita diambil itu adalah proses pembelajaran,” tandasnya. (*)
Kontributor Sholehatul Novia SPd Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni