PWMU.CO– Mahasiswa KKN (Kelompok Kerja Nyata) 10 Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) membagikan ratusan bungkus makanan kepada masyakarat dhuafa di Kota Malang, Selasa (12/5).
Meskipun program KKN telah usai, mereka tetap berkegiatan lewat program Operasi Makan Gratis (OMG). Kelompok mahasiswa ini sebelumnya KKN di Jatiguwi, Sumberpucung, Kabupaten Malang. Mereka menyisihkan sisa uang kegiatan program untuk membeli makanan.
OMG dilaksanakan di empat titik antara lain di Jalan Ijen, Veteran, Alun-alun Kota Malang, dan Alun-alun Tugu Malang.
Caprycornis Yearis S, mahasiswa Program Studi Teknik Mesin kelompok 10 Jatiguwi dan juga relawan Satgas Covid-19 ACT MRI Malang ini mengungkapkan, mengapresiasi teman-temannya yang ikut ambil peran dalam kegiatan ini.
Menurutnya, ini satu cara mahasiswa ikut mendukung menghadapi wabah Corona dengan memberi makan warga dhuafa yang penghasilannya berkurang. ”Kita harus saling berbagi, bekerja sama dan menguatkan satu sama lain di tengah situasi yang tidak menentu ini,” ungkapnya.
Di antara masyarakat yang menjadi target OMG adalah pekerja non formal, ojek online, tukang ojek, dan petugas kebersihan. Program ini dilaksanakan dengan membagikan 100 porsi makan untuk buka puasa.
”Dengan aksi ini diharapkan memunculkan inisiatif lainnya untuk membantu masyarakat yang terkena dampak wabah Covid-19. Sehingga semakin banyak masyarakat yang terbantu,” kata Yearis.
Bekerja Sama dengan ACT
Kelompok mahasiswa ini tidak bergerak sendiri. Mereka juga berkolaborasi dengan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Malang dalam aksinya. Salah satu penerima manfaat mengaku pendapatan hariannya jauh berkurang sejak pandemi.
”Sepi banget. Nggak kayak biasanya. Pemasukan jadi sedikit padahal kebutuhan di rumah harus tetap terpenuhi,” pungkas Sutrisno, tukang becak yang mangkal di sekitar Alun-alun Tugu Malang.
Pentingnya memiliki rasa kemanusian yang tinggi saat menghadapi pandemi Covid-19 memang sangat dibutuhkan. Karena, menurut Yearis, tidak hanya para tenaga kesehatan yang membutuhkan, masyarakat yang juga terkena pemutusan hubungan kerja yang tidak memiliki penghasilan lagi, serta para pekerja yang kehidupanya bergantung pada pendapatan harian,” ungkap mahasiswi asal Donomulyo, Malang. (*)
Penulis Maharina Novi Editor Sugeng Purwanto