PWMU.CO – Umat Islam tambah dekat dengan Allah saat pandemi Covid-19. Inilah hikmah di bulan Ramadhan berupa waktu yang luang untuk meningkatkan ibadah.
Hal itu disampaikan Suwito SPsi dalam Podcast Ramadhan di Youtube Universitas Muhammadiyah (UM) Jember, Rabu (13/5/20).
Dia menjelaskan, saat Ramadhan Allah meningkatkan iman dan takwa sehingga umat Islam berbondong-bondong untuk beribadah. Apalagi di tengah pandemi Covid-19 ini, Allah memberikan hikmah yang banyak kepada umat Islam.
“Umat Islam jadi punya waktu banyak untuk bertaddabur al-Quran dan mendekatkan diri kepada Allah,” jelas Mudir Pondok Pesantren (Ponpes) Tahfidhul Qur’an Al-Fanani UM Jember tersebut.
Allah telah menjelaskan, lanjutnya, dalam al Qamar ayat 17 yang artinya, “Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan al-Quran untuk pelajaran. Maka adakah orang yang mengambil pelajaran?”
Ayat tersebut menegaskan Allah telah memberikan kemudahan berupa al-Quran untuk dibaca, dihafal, dan dipahami untuk kemudian dikerjakan.
Nabi Muhammad SAW bersabda dalam hadist yang diriwayatkan oleh Usman Bin Affan, “Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar al-Quran dan mengajarkannya.”
Dia menelaskan, dalam dua hadits di atas, terdapat dua amalan yang dapat membuat seorang Muslim menjadi yang terbaik di antara saudara-saudaranya sesama Muslim lainnya. Yaitu belajar al-Quran dan mengajarkannya.
“Tentu, baik belajar ataupun mengajar yang dapat membuat seseorang menjadi yang terbaik di sini, tidak bisa lepas dari keutamaan al-Quran itu sendiri,” papar dia.
Suwito menyampaikan dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW juga bersabda bahwa di antara manusia ada yang menjadi keluarga-Nya—keluarga Allah. “Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga di antara manusia. Para sahabat bertanya, ‘Siapakah mereka ya Rasulullah?’ Rasul menjawab, ‘Para ahli al-Quran. Merekalah keluarga Allah dan hamba pilihan-Nya.'” (HR Ahmad).
Dalam hadist ini sudah dibuktikan bahwa begitu besar kemuliaan yang diberikan kepada ahli Quran.
7 Hal dalam Menghafal Al-Quran
Suwito menjelaskan, tak hanya membaca al-Quran, pahala besar juga diberikan kepada umat Islam yang mau menghafalnya.
“Menghafal tak hanya untuk para remaja dan para santri saja, bahkan para manula yang mempunyai keinginan kuat untuk menghafal pun pasti akan diberi kemudahan oleh Allah,” ungkap lelaki yang akrab disapa Ustadz Wito tersebut.
Beliau menjelaskan ada 7 hal yang perlu diperhatikan ketika ingin menghafal al-Quran. Pertama, ikhlas, perbaiki niat harus ikhlas karena Allah. “Niatkan mendekatkan diri kepada Allah bukan untuk yang lainnya.” terangnya.
Kedua, bacaan harus lancar dan sesuai tajwid agar tidak ada kesalahan dalam melafalkannya. Apabila ada kesalahan, wajib untuk membenarkan.
Ketiga, motivasi untuk menghafal al-Quran, “Kesungguhan dan kegigihan harus ditunjukkan dalam bentuk tindakan agar diberi kemudahan dalam menghafal oleh Allah.”
Seperti yang tertuang pada ar-R’ad:11 yang artinya, “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum kaum itu sendiri mengubah apa yang ada pada diri mereka.”
Keempat, target harian dan istiqamah. Misalnya, ketika menargetkan hafalan lima ayat per hari maka harus terus dilakukan secara continue. “Jangan sampai satu minggu menghafal dan seminggu kemudian tidak menghafal, seperti itu bisa menghambat hafalan,” ujar Ustad Suwito.
Kelima, harus konsisten dengan satu muhsaf al-Quran. “Jangan berganti-ganti al-Quran karena akan membuat kita harus beradaptasi lagi.” Tentukan satu muhsaf sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu, semisal memilih muhsaf khusus untuk hafalan al-Quran.
Keenam, selalu memurajaah hafalan dan diulang-ulang setiap hari. Ayat yang sudah dihafal tetapi tak pernah dibaca lagi maka akan lupa, maka perkuat hafalanmu dengan membacanya dengan berulang.
Ketujuh, harus ada pembimbing agar bisa mengoreksi bacaan. “Memintalah dampingan kepada ustad untuk membimbing kalian dalam menghafal,” tandasnya.
Penulis Disa Yulistian. Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.