PWMU.CO – Sembako Lazismu Watulimo untuk guru sebanyak 93 paket dibagi di Komplek Perguruan Muhammadiyah Gemaharjo, Watulimo, Trenggalek, Senin (11/5/20).
Paket bantuan sembako Lembaga Amil Zakat Infak dan Shadaqah Muhammadiyah (Lazismu) Watulimo, diberikan pada guru dan karyawan di lingkungan Perguruan Muhammadiyah Watulimo, Trenggalek. Upaya tersebut dilakukan untuk membantu ketahanan pangan para mujahid pendidikan tersebut di tengah pandemi Covid-19.
Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, Lazismu Watulimo beri guru dan karyawan bantuan yang disalurkan langsung pada penerima. Pelaksanaan kegiatan berbagi tersebut digelar di Kompleks Perguruan Muhammadiyah Gemaharjo, Jalan Pantai Prigi, Desa Gemaharjo, Watulimo, Trenggalek.
Ketua Lazismu Watulimo Habib Hasbullah mengatakan, sebanyak 12 amal usaha Muhammadiyah (AUM) dan 1 pondok pesantren mendapat bantuan dalam aksi taawun tersebut. “Kita upayakan bantuan ini dapat meringankan saudara kita yang berjuang menghidupi AUM Watulimo selama ini. Mereka yang terdampak Covid-19 yang sekaligus belum tersentuh bantuan pemerintah” ujar dia.
Menurut Habib, bantuan sembako tersebut diberikan pada seluruh pegawai AUM. Baik yang berstatus sebagai guru /pegawai tetap yayasan, honorer, ataupun yang belum mendapat sertifikasi. “Harapannya, kebutuhan mereka karena wabah ini dapat terbantu,” tutur dia.
Donasi Terkumpul Rp 22 Juta
Tidak hanya untuk kalangan pendidik, Sebelumnya, Lazismu Watulimo juga menyalurkan bantuan sembako tahap pertama untuk 30 fakir miskin pada Ahad (26/4/20). Paket bantuan sembako juga diberikan pada karyawan Lazismu Watulimo. Total, gerakan filantropi yang dimotori Lazismu telah berhasil menghimpun dana Rp 22 juta dalam kurun waktu sebulan. Gerakan taawun tersebut untuk menghadapi pandemi Covid-19 di Kecamatan Watulimo.
Salah seorang penerima bantuan dari MI Muhammadiyah Dukuh Niko Prasetyo mengaku merasa terbantu dengan kehadiran Lazismu Watulimo. Paket bantuan yang diberikan sangat membantu.
“Paket sembako dari Lazismu sangat membantu. Para guru selama ini kesehariannya berkutat dengan kesibukan sekolah. Saat ini, kami hanya bisa beraktivitas dari rumah dengan mengandalkan pekerjaan sampingan, agar dapur tetap bisa mengepul,” papar Niko yang menjadi guru kelas V MI Muhammadiyah Dukuh itu.
Penulis Taufik Hidayat. Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.