PWMU.CO – Lumbung Pangan Jatim mampu menyerap 232,42 ton beras milik petani. Bahkan, 107,61 ton diantaranya telah terjual ke masyarakat.
Direktur Utama Panca Wira Usaha Jatim Erlangga Satriagung di Surabaya, Kamis (21/5/2020) mengatakan lumbung pangan memiliki manfaat untuk petani. Produk mereka diserap lalu dijual ke masyarakat dengan harga terjangkau.
“Petani tidak rugi, kebutuhan masyarakat juga terpenuhi. Sampai sekarang kita sudah mampu menyerap lebih dari 232,42 ton beras lokal,‘’ katanya.
Sejak dibuka pada tanggal 21 April 2020 hingga hari ini, ada banyak komoditi bahan pangan yang berhasil diserap dari petani. Salah satunya beras.
Dari jumlah total serapan beras tersebut, yang sudah terjual ke masyarakat mencapai 107,61 ton lebih atau setara dengan Rp 1,1 miliar. Sedangkan sisanya saat ini yang sudah menjadi stok yaitu lebih dari 124,8 ton.
‘’Jumlah beras yang kita serap dari petani ini tentu bertambah seiring dengan bertambahnya waktu karena kita buka Lumbung Pangan Jatim ini hingga 21 Juli 2020 mendatang,” ucap Erlangga.
Berdasarkan data Lumbung Pangan Jatim serapan beras lokal Jatim hingga saat ini terinci sebagai berikut. Yaitu beras Mojosari terserap lebih dari 35,7 ton, beras Mojokerto 42,98 ton, beras Kediri 34,5 ton, beras Jember 13,17 ton, beras Ngawi di atas 17,86 ton, beras Lamongan 69,2 ton, dan beras Tuban 18,9 ton.
Erlangga yakin program Lumbung Pangan Jatim yang diprakarsai Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa ini bermanfaat bagi dua sisi. Yakni petani karena produk mereka terserap dengan harga yang layak. Dan masyarakat yang bisa membeli produk tersebut dengan harga terjangkau.
Memang, ujarnya, saat ini harga beberapa kebutuhan pokok mulai naik. Siklus tersebut sering terjadi menjelang Ramadan dan Lebaran. Lumbung pangan bisa mengatasi permasalahan tahunan yang selalu dialami warga. Kenaikan harga sembako tetap bisa terkontrol. Sebab, stok bahan pangan dipastikan ada.
Tanggapan Gubernur Jatim
Terkait harga, Khofifah Indar Parawansa memastikan Lumbung Pangan Jatim selalu berada di bawah harga pasar. Dia selalu memantau perkembangan program tersebut dari hari ke hari.
‘’Termasuk perkembangan harga bahan pokok di pasar,’’ katanya.
Hasil pantauan itu untuk mengevaluasi layanan program untuk masyarakat. Point yang paling disorot adalah fluktuasi harga. Lumbung Pangan selalu berada di bawah harga pasar.
‘’Ini bisa dicek, kami pastikan warga bisa memenuhi kebutuhannya dengan harga terjangkau,’’ ungkap dia. (*)
Penulis Faishol Taselan. Editor Mohammad Nurfatoni.