Penyakit Duduk, Kurang Gerak menjadi gaya hidup orang zaman sekarang yang serba digital dan internet. Akibatnya tubuh rentan penyakit.
PWMU.CO– Ganti channel TV pakai remote. Nyalakan AC pakai remote. Panggil asisten, pencet bel. Lihat kantor pakai CCTV tersambung HP. Turun dari mobil tepat di depan gerbang. Coffee break, lihat HP. Lalu kembali ke laptop. Lalu ke HP lagi. Bayar listrik pakai HP. Pesan cendol dawet pakai HP.
The world is in your hand. Kata Telkom. Sangat benar. Tapi kapan geraknya? Kapan mengangkat pantatnya? Kapan berdirinya? Kapan berjalannya? Bahayakah? Sangat. Karena itu dinamakan sitting disease, penyakit kebanyakan duduk.
Riset menunjukkan kebanyakan duduk alias kurang gerak menyebabkan daftar penyakit mengerikan ini. Jantung, diabetes, kanker dan hampir pasti obesitas, kegemukan. Itulah gaya hidup manusia zaman now. Sedentary lifestyle.
Padahal Allah menciptakan kita berkaki, tak hanya berpantat. Maksudnya, untuk jalan, untuk gerak, bukan hanya untuk duduk. ”Human beings evolved as a walking entity, exploring the world on our feet,” kata James Levine MD, penulis Move a Little, Lose a Lot.
”Manusia itu makhluk berjalan, mengeksplorasi dunia dengan kakinya,” katanya. ”Keanehan terbesarnya, kini mereka terperangkap di kursinya,” lanjut dr Levine yang terus berjalan di treadmilnya saat diwawancarai.
Delapan Nasihat James Levine
Inilah delapan nasihatnya. Pertama, Get NEAT. Singkatan dari non-exercise activity thermogenesis. Gerakkan tubuh meski bukan olahraga. Jadi semacam stretching, putar-putar badan. Lakukan setiap satu jam sekali. Kedua, gerakkan kaki saat istirahat siang. Misalnya, jalan kaki atau pakai tangga saat cari makan siang dan shalat Duhur.
Ketiga, Friday email-free. Tak ada email tiap Jumat. Sebagai gantinya, datangi temanmu. Keempat, berdirilah karena lebih banyak menggerakan otot daripada posisi duduk. Kelima, atur kembali ruang kerjamu. Jauhkan dispenser dari ruanganmu, begitu juga tempat sampah.
Keenam, akhiri harimu dengan gerak. Misalnya, jalan ke subway/MRT atau saat menuju rumah. Ketujuh, tonton TV sambil berjalan di treadmill. Kedelapan, take a brisk (berjalan cepat) 15 menit.
Di zaman Covid sekarang ini, olahraga menjadi sesuatu yang absolut. Ganti sedentary lifestyle, gaya hidup kurang gerak menjadi gaya hidup penuh gerak. Sedikit-sedikit gerak. Bukan gerak sedikit-sedikit.
Selain olahraga wajib pada pagi hari, kita tambahi jalan kaki ke tempat ibadah, saat makan siang, buang sampah dan temui kolega di ruangan sebelah. Itulah cara terbaik melawan Covid-19. Meningkatkan imunitas tubuh dengan olahraga. Ganti duduk, duduk, duduk, dengan gerak, gerak, gerak. (*)
Penulis Ali Murtadlo Editor Sugeng Purwanto