PWMU.CO-Kisah pasukan Nabi pesta ikan paus bakar ditulis dalam kitab Riyadush Shalihin yang diambil dari Sahih Muslim. Sebuah riwayat dari Abu Abdillah bin Jabir bin Abdullah ra menceritakan, dia ikut sebuah pasukan yang dipimpin Abu Ubaidah bin Jarrah ra dikirim Rasulullah saw menghadang kafilah Quraisy di jalur lintasan pantai Laut Merah.
Pasukan Nabi ini dibekali sekarung kurma dan masing-masing membawa kantung air. Setelah beberapa hari berjalan, stok kurma menipis. Untuk menghemat bekal, Panglima Abu Ubaidah memberikan sebiji kurma per orang tiap hari untuk makan.
Agar sebiji kurma tidak langsung ditelan habis, anggota pasukan ini punya teknik makan yang unik. Tiap orang hanya mengunyah sedikit lalu mengisapnya sebagaimana seorang bayi mengisap tetek ibunya. Hingga pelan-pelan kurma itu lumat tertelan pelan-pelan. Kemudian minum air setelah itu. Keadaan sedemikian ini harus mencukupi rasa lapar untuk siang sampai malam.
Ketika menemukan daun-daunan yang biasa dimakan unta, maka diambillah lalu dipukul dengan tongkat hingga lembut lalu dibasahi dengan air, kemudian dimakan untuk mengganjal perut yang kelaparan. Saat itu bekal kurma sudah habis.
Seterusnya pasukan ini berangkat hingga sampai ke pantai dari laut. Tampaklah oleh mereka di pantai itu seperti ada gundukan pasir yang besar. Mereka langsung mendatanginya. Ternyata yang dikira bukit pasir itu adalah ikan paus yang sangat besar terdampar di pantai.
Abu Ubaidah berkata, ”Ini bangkai.” Namun kemudian dia meralat omongannya. Mungkin teringat perkataan Nabi saw bahwa air laut itu suci dan semua yang di dalamnya adalah halal. ”Oh bukan,” katanya lagi.
”Kita ini adalah utusan Rasulullah saw dan dalam berjuang fisabilillah. Kalian semua dalam keadaan terpaksa. Maka dari itu makanlah olehmu ikan itu,” ujarnya.
Lubang Mata Bisa Diduduki 13 Orang
Anggota pasukan langsung mengambil pisaunya kemudian mengiris daging paus itu kemudian dibakar. Semua orang mendapat makanan yang berlimpah dan cukup untuk waktu sebulan lamanya. Padahal jumlah anggota pasukan seluruhnya 300 orang. ”Kita semua merasa menjadi gemuk,” kata Abu Abdillah.
Dia menggambarkan besar paus itu bahwa semua orang menciduk minyak ikan dari lubang matanya mendapat beberapa gayung. Lubang matanya bisa dimasuki 13 orang dengan posisi duduk.
Dagingnya dipotong-potong sebesar lembu mendapatkan potongan yang sangat banyak. Mereka juga mengambil daging diiris tipis-tipis untuk dikeringkan menjadi dendeng sebagai bekal di perjalanan.
Dalam buku Sirah Ibnu Hisyam diceritakan, sebuah tulang rusuknya dipotong, lalu diletakkan melintang di tanah. Kemudian Abu Ubaidah naik unta paling besar melintas di bawah tulang itu tampak jarak di atas kepalanya dengan tulang itu masih longgar.
Setelah waktunya pulang, semua tiba di Madinah. Lantas mereka mendatangi Rasulullah saw lalu diceritakan penemuan paus itu. Nabi berkata, ”Itu adalah rezeki yang dikeluarkan oleh Allah untukmu semua. Adakah kalian semua membawa sedikit dagingnya, supaya dapat memberikan sedekah untuk makanan kita?”
Semua anggota pasukan mengirimi kepada Rasulullah saw sebagian dendeng paus itu. Kemudian Nabi saw memakannya. (*)
Editor Sugeng Purwanto