Aksi sosial Muhammadiyah atasi pandemi Covid-19 tak tebang pilih atau pilih kasih. Muhammadiyah tak menanyakan agama penerima bantuan.
PWMU.CO – Kasih sayang Allah ditunjukkan di Muhammadiyah dalam segala aspek geraknya. Inilah yang disampaikan Dr Saad Ibrahim MA dalam kajian virtual PDM Ngawi, Ahad (7/6/20).
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur dalam kajian dengan tema Merajut Persaudaraan Menuju Islam Berkeunggulan lewat Zoom dan Live Youtube Muhasa TV pukul 19.30—21.00 mengungkapkan kasih dan sayang Allah ditunjukkan melalui gerakan amal, terutama saat pandemi Covid-19 ini.
“Saat mendistribusikan bantuan yang mendapatkannya tidak hanya warga Muhammadiyah dan tidak ditanyakan apa agamanya. Semua yang terdampak akan diberikan bantuan tanpa tebang pilih,” ujarnya.
Saad menjelaskan buatlah surga di hati, jangan membuat neraka di hati. Ini sebagai landasan untuk berbuat kebaikan bagi sesama manusia.
Terkait dengan kebijakan Muhammadiyah di tengah Covid-19, sambungnya, beragama tidak cukup dengan ghirah (semangat). Beragama butuh ilmu dan yang memiliki ilmu adalah ulama.
Adapun langkah yang diambil Majelis Tarjih dan Tajadid, adalah menerapkan ilmu yang sesuai. Ilmu tersebut adalah ilmu yang diterapkan pada kondisi normal dan ilmu yang diterapkan pada kondisi tidak normal. Ingatlah beberapa kisah dalam al-Quran, misalnya kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir.
“Jangan sampai ketidaktahuan dalam hal tertentu menjadikan kita salah dalam mengambil kebijakan tersebut,” tegasnya.
Persaudaraan Berbasis Agama
Ketika mengulas ukhuwah Islamiyah, Saad menerangkan persaudaraan sesama manusia dengan basis ajaran Islam. Bagi sesama Muslim akan mendapatkan rahman dan rahim Allah dari dunia sampai akhirat kelak.
Rahman dan Rahim Allah, lanjutnya, tidak hanya diberikan kepada Muslim, namun nonmuslim pun berhak mendapatkannya. Muslim mendapatkannya di dunia dan akhirat, untuk nonmuslim hanya mendapatkan kasih sayang Allah ketika di dunia saja.
Di akhir kajian, Saad mengingatkan agar kita tidak menghabiskan energi hanya untuk menyerang pendapat yang berbeda dengan Muhammadiyah. Banyak urusan yang menjadi konsentrasi persyarikatan.
“Muhammadiyah harus bermanfaat tidak hanya bagi warga Muhammadiyah, namun juga harus bermanfaat bagi warga di luar Muhammadiyah,” tandasnya.
Mengenal Kebijakan Persyarikatan
Dalam kajian yang diikuti seluruh PDM, PCM, AUM, dan beberapa PDM dari Ponorogo, Madiun, Magetan, dan Sragen (Jawa Tengah), Ketua PDM Ngawi Drs Suwarto Al Abbas menekankan agar seluruh warga Muhammadiyah khususnya di Kabupaten Ngawi untuk selalu mengawal kebijakan persyarikatan.
Suwarto berharap kajian semacam ini terus berlanjut menggunakan sarana IT yang ada. “Terima kasih saya sampaikan kepada seluruh peserta kajian termasuk yang mengikuti di MCCC (Gedung Dakwah PDM Ngawi), SMA Muda, PCPM Paron, SD Muhasa, dan MAM Tempurrejo,” ungkapnya. (*)
Penulis Suwarno. Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.