Prof ZM ke Pemerintah: Dorong Kampus Temukan Vaksin Corona. Agar pemerintah Indonesia punya cara tersendiri mempercepat penanganan wabah Covid-19.
PWMU.CO – Anggota DPR RI Prof Dr Zainuddin Maliki MSi mengatakan, untuk mempercepat penanganan Covid-19 pemerintah disarankan agar sungguh-sungguh berupaya menemukan caranya sendiri di dalam melindungi warganya dari wabah Covid 19.
“Banyak faktor indigenous dan kearifan lokal yang bisa digunakan mengatasi Covid-19,” ujarnya pada PWMU.CO, Selasa (9/6/2020).
Peluncuran Plasma Convalescent oleh Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto beberapa hari lalu, misalnya menurut Prof ZM—panggilan akrabnya—sedikit banyak membuka harapan dalam melakukan penyembuhan pasien Covid-19.
“Dan itu atas dasar kemampuan sendiri, tanpa tergantung lembaga asing,” ungkap Wakil Ketua DPP PAN tersebut.
Mengutip pejelasan Staf Khusus Menkes Mayjen TNI (Purn) dr Daniel Tjen, plasma yang ditemukannya itu sifatnya kekebalan pasif. Menurunya, zat antibodi dengan kadar yang cukup tinggi—yang dikandung dalam plasma darah pasien yang sembuh—bisa digunakan untuk melawan virus Covid 19.
“Tentu perlu banyak alternatif untuk melawan Covid-19. Tidak hanya melalui kekebalan pasif, tetapi juga aktif. Dengan demikian riset vaksin menjadi urgen,” kata mantan Ketua Dewan Pendidikan Jawa Timur itu.
Vaksin adalah bagian virus yang dilemahkan tingkat virulensi atau bahayanya. Tetapi masih efektif untuk merangsang sistem kekebalan tubuh. Inilah yang dimaksud Zainuddin dengan kekebalan yang bersifat aktif
Dorong Kampus Riset Vaksin Corona
Prof ZM juga menyampaikan, satu hal yang menggembirakan dalam melakukan riset Covid-19, sejumlah perguruan tinggi tidak hanya terfokus pada riset epidemiologi. Tetapi juga sudah melangkah untuk memberi penguatan pendekatan virologi.
Universitas Airlangga dan Universitas Gadjah Mada, misalnya. Di samping telah berhasil buat rapid test kit RI-GHA19 yang bisa digunakan untuk mendeteksi virus menggunakan antibodi IgG dan IgM yang ada di dalam darah, kini juga tengah serius melakukan riset terkait dengan virus Covid-19.
Meski belum memperlihatkan hasil, tetapi sudah ada riset vaksin Covid-19 yang digagas swasta dalam negeri. Mereka bahkan berkolaborasi dengan berbagai pihak dan universitas asing.
“Tentu kita harapkan perguruan tinggi kita tidak kalah bersaing dengan mereka, karena pihak swasta tentu lebih berorientasi pada kepentingan profit,” tegasnya.
Oleh karena itu Pro ZM meminta pemerintah untuk secara nyata terus mendorong riset perguruan tinggi agar segera bisa menemukan vaksin yang dapat digunakan melemahkan Covid-19.
Soal Zona Hitam Tak Perpanjang PSBB
Sementara itu dipastikan Surabaya Raya hari ini secara resmi tidak memperpanjang pembatasan sosial bersklala besar (PSBB). Padahal Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo masuk wilayah merah. Bahkan Surabaya masuk kategori zona hitam.
Gubernur Khofifah memilih untuk mengizinkan usulan dari bawah ini sehingga Surabaya Raya akan memasuki masa transisi atau new normal.
Menanggapi hal itu, Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya itu mengatakan, seharusnya kebijakan penghentian PSBB tersebut mesti disertai penjelasan tentang perbaikan langkah-langkah peningkatan disiplin masyarakat menjalankan protokol kesehatan.
“Status zona merah, atau warganet bahkan mengkategorikan sebagai zona hitam, mengindikasikan penanganan protokol kesehatan belum berjalan dengan baik,” katanya.
Anggota Komisi x DPR RI dari Fraksi PAN itu menegaskan, penyadaran masyarakat agar lebih disiplin menjalankan protokol kesehatan tentu memerlukan pendekatan yang berbeda dengan ketika PSBB masih diterapkan.
“Oleh karena itu pastikan ada skema perbaikan pelaksanaan protokol kesehatan yang lebih baik tanpa PSBB. Jika tidak ada perbaikan skema, dikhawatirkan keadaan bisa semakin buruk,” ujarnya mengingatkan. (*)
Penulis/Editor Mohammad Nurfatoni.