PWMU.CO-Nabi SAW dijamu masakan beracun terjadi selesai perang Khaibar melawan kaum Yahudi Bani Nadhir yang berkhianat dalam perang Ahzab. Wilayah Khaibar terletak 150 km di utara Madinah. Butuh waktu tiga hari perjalanan naik kuda ke daerah itu.
Di waktu istirahat usai perang, seorang wanita setempat bernama Zainab binti al-Harits istri Sallam bin Misykam menjamu domba panggang.
Sebelum menyajikan kepada Rasulullah, Zainab bertanya kepada orang Muslim bagian daging domba yang paling disukai oleh Nabi. Dia diberitahu yang paling disukai bagian paha.
Tak disangka Zainab punya rencana jahat. Diam-diam dia mengoleskan racun sebanyaknya pada bagian paha kambing. Setelah itu mengolesi seluruh bagian kambing. Setelah matang dia menyuguhkan kepada Nabi SAW.
Tanpa curiga Rasulullah memotong bagian paha kambing lalu mengunyah dagingnya. Tiba-tiba langsung memuntahkannya. Sedang Bisyr bin Al-Barra bin Ma’rur yang saat itu ikut makan bersama Nabi asyik memakan dan menelan daging itu.
Nabi lalu berkata,”Sesungguhnya tulang kambing itu memberitahuku bahwa ia mengandung racun.” Nabi lantas memanggil Zainab. Wanita itu langsung mengaku telah meracuni domba bakar tersebut.
Nabi bertanya,”Mengapa kamu melakukan itu?”
Zainab menjawab, ”Engkau telah memerangi kaumku. Karena itu aku berkata kepada diriku, kalau dia seorang raja maka aku bisa merasa tenang dengan membunuhnya dan jika dia seorang nabi maka ia akan diberitahu oleh tuhan tentang racun itu.”
Di luar dugaan Rasulullah saw memaafkan perbuatan Zainab, padahal Bisyr meninggal dunia karena daging beracun yang dimakannya.
Tentang Harta Fa’i
Setelah Rasulullah menguasai wilayah Khaibar lalu pasukannya berangkat ke arah Lembah al-Qura dan mengepung penduduknya dalam waktu beberapa malam. Pada suatu hari sore Nabi ditemani seorang budak barunya.
Ketika budak memasang pelana ke kuda Rasulullah, tiba-tiba ia diserang panah dari arah yang tidak jelas. Panah yang menancap di tubuhnya menyebabkannya mati.
Para sahabat berkomentar, ”Surga menjadi miliknya.” Tiba-tiba Rasulullah menyergah,”Tidak. Demi dzat yang jiwa Muhammad berada di tanganNya, sesungguhnya mantel yang dipakainya ini membakar dirinya di neraka. Ia telah mencurinya dari harta fa’i kaum muslimin pada saat Perang Khaibar.”
Kata Nabi tadi terdengar oleh salah seorang anggota pasukannya. Kemudian dia bercerita,”Ya Rasulullah, aku juga telah mengambil tali untuk dua sandalku.”
”Dua serupa di potong untukmu di dalam neraka,” jawab Rasulullah.
Ketika lembah al-Qura dikuasai, pasukan pulang ke Madinah setelah menunjuk beberapa sahabat menjadi imam dan mengatur wilayah itu.
Dalam perang Khaibar ini beberapa istri kaum muslimin ikut serta terutama perempuan dari Bani Ghifar yang mengajukan ikut perang. Tugasnya sebagai tenaga medis dan tugas sesuai keahlian wanita.Usai perang Rasulullah juga memberi harta fa’i kepada para wanita ini.
Kisah ini berdasarkan kitab Sirah Nabawih Ibnu Hisyam. (*)
Editor Sugeng Purwanto